PASKAH DAN PEREMPUAN
......mereka tidak diberitakan atau dikabarkan dalam cerita-cerita
sebelumnya....
......tetapi mereka setia padaNya sampai saat terakhir kalinya, saat
ke-12 murid laki-laki yang dipilihnya telah mengkhianati, mengingkari, dan meninggalkannya....
......mereka ada di sana saat penyaliban dan pemakamanNya.....
......mereka adalah yang dijumpaiNya yang pertama kali saat Dia bangkit
dari kematianNya, dan diminta dan diutus untuk mengabarkan berita itu.....
......mereka adalah yang memilih (dan dipilih) untuk menjadi saksi dan
terlibat dalam peristiwa puncak pertarunganNya melawan kejahatan untuk
menegakkan keadilan.....
Mereka adalah PEREMPUAN!!!
Apakah hubungan paskah dengan perempuan? Dalam beragam tradisi (adat)
bahwa perempuan dikodratkan di bawah laki-laki (subordinasi) di hampir semua
posisi masyarakat. Orang Batak juga menempatkan perempuan dibawah laki-laki. Tradisi
Jawa mengatakan bahwa perempuan dikodratkan sebagai masak, manak,
dan macak (memasak, beranak, dan berhias diri). Perempuan
diposisikan menempati wilayah domestik dan sekadar partner belakang laki-laki. “Kadang kita memahami kodrat sebagai sesuatu
yang terberi (the given), sudah harga mati dan tidak bisa diotak-atik lagi. Padahal
kodrat harus dikaji ulang, apalagi bila melihat posisi dan kedudukan perempuan.
Apakah memang kodrat perempuan adalah memasak, mencuci, mengurus anak-anak?
Tetapi apa yang terjadi pada waktu paskah? Allah menjungkirbalikkan budaya tersebut. Kisah
Paskah adalah kisah di mana perempuan menjadi saksi pertama, yang mana pada
masa itu perempuan tidak diakui untuk bersaksi. Perempuan yang tidak
diperhitungkan, lemah, dan tak berdaya, ternyata menjadi pendobrak menyampaikan
kesaksian Paskah pertama. Di tengah
masyarakat yang tidak mau menerima perempuan sebagai saksi, Allah justru
menjadikan perempuan sebagai saksi kebangkitan Kristus. Saksi atas perkara yang
terbesar dalam dunia berdosa ini. Dan hal itu bukan hanya dicatat oleh satu
atau dua kitab injil, melainkan keempat injil mencatatnya. Para perempuan itu
adalah Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus, Salome, Yohana.
Para perempuan yang selama ini dekat dengan Yesus tetap menunjukkan cinta
kasihnya ketika Yesus telah wafat. Sedangkan murid-murid laki-laki tidak jelas
entah ke mana, bahkan ada yang mengkhianati, menyangkal Yesus, dan bersembunyi.
Peristiwa Paskah telah mengubah segala-galanya. Mereka yang dihantui ketakutan
yang sangat luar biasa menuju makam Yesus, namun telah kembali dari kuburan tidak
ada lagi ketakutan di dalam diri mereka. Justru yang ada adalah sukacita,
pengharapan, dan keberanian yang besar.
HKBP selalu menghubungkan perayaan paskah dengan pesta kebangkitan
perempuan. Hal ini untuk mengingat akan perbuatan perempuan yang menjadi sumber
pertama kebangkitan Yesus. Dan di dalam peristiwa paskah inilah Allah membuat
perempuan mempunyai derajat yang sama dengan laki-laki. Allah menjadikan
perempuan sebagai missionaris yang pertama akan peristiwa kemenangan itu. Tanpa
tindakan perempuan maka berita kebangkitan hanyalah cerita saja. Pada zaman di
mana belum dikenal gerakan peranan wanita (emansipasi wanita), ternyata para
wanita sudah menjalankan peranan yang sangat penting. Mereka menjadi saksi, dan
bukan sembarangan saksi. Tetapi saksi orang yang sangat dibenci oleh para imam
kepala dan farisi, serta orang-orang Romawi.
Para perempuan telah mengalami transformasi hidup menyaksikan peristiwa
kebangkitan. Bagaiman dengan perempuan-perempuan jaman sekarang? Orang yang
telah mengalami kuasa kebangkitan akan menjadikan Yesus sebagai tujuan
hidupnya. Apapun yang kita alami di dunia karena Yesus menjadi tujuan kita maka
hidup kita akan terus bernyala-nyala. Orang yang mengalami kuasa kebangkitan
akan menjadikan Yesus sebagai fokus penyembahan. Orang yang mengalami kuasa
kebangkitan akan menjadikan Yesus sebagai pusat pengharapan. Orang yang
mengalami kuasa kebangkitan akan menjadikan Yesus pusat pemberitaan.
Sebagaimana para perempuan yang selalu mempercakapkan tentang Yesus,
demikianlah hendaknya hidup kita. Jangan percakapkan orang lain, gereja lain,
keluarga, apalagi kekurangannya. Kita harus menjadi saksi-saksi yang benar
karena masih banyak jiwa-jiwa yang harus diselamatkan ke dalam nama Kristus.
Selamat berpaskah. (h2pb2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar