Jumat, 13 Februari 2015

Kisah Para Rasul 5 : 27 - 32



Kisah Para Rasul 5 : 27 - 32
Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia

Salah satu tugas orang percaya di dunia ini adalah menjadi saksi-saksi Kristus. Ini adalah Perintah Agung dari Tuhan Yesus kepada kita (bnd.Matius 28:19-20).  Menjadi saksi Kristus bukanlah perkara yang mudah. Tuhan Yesus memperingatkan bahwa kita akan dibenci dan teraniaya karena nama Yesus (Luk. 21:17). Kata bersaksi (marturia) berasal dari kata martur artinya martir (mati martir). Orang yang bersaksi artinya harus siap menghadapi ancaman bahkan kematian. Begitu beratnya sebenarnya tugas bermaturia sehingga orang enggan untuk menjadi saksi ditengah-tengah berbagai persoalan dunia, apalagi menjadi saksi Kristus yang sudah bangkit dan menyelamatkan kita orang berdosa. Bukankah ada begitu banyak orang-orang seperti Thomas yang harus melihat tanda dulu baru percaya? Lalu tanda apa yang harus kita tunjukkan demi meyakinkan orang lain?
Peristiwa Kebangkitan Yesus dan turunnya Roh Kudus telah memberikan semangat yang berapi-api bagi murid-murid untuk memberitakan sang-Paskah itu. Pemberitaan mereka tidak hanya kepada orang-orang yang sudah menerima Yesus tetapi juga kepada orang-orang yang membenci Yesus, antara lain : para pemuka agama Yahudi, Farise, dan Romawi. Hal ini menimbulkan kegusaran bagi pemuka agama sehingga mereka berusaha untuk menangkap dan membunuh mereka. Tidak sedikit dari para murid yang harus mengalami penganiayaan dan kematian dari para penguasa Agama dan politik. Mereka ditangkap lalu diadili dengan pengadilan yang sudah direkayasa, seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Yesus dulu.
Namun tidak sedikitpun ada kekuatiran dan ketakutan di dalam hidup mereka. Bahkan perintah untuk tidak lagi memberitakan tentang Yesus yang bangkit itu telah dikalahkan dengan sikap kecintaan kepada Yesus yang telah berakar. Itulah yang mendasari Petrus mengeluarkan credo (kesaksian iman) bahwa :”Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”. (ay.29b). Petrus memperlihatkan ketetapan dan keteguhan hatinya untuk Yesus yang telah disalibkan, dibangkitkan, dan ditinggikan oleh Allah. Walaupun sesungguhnya Petrus menyadari karena kesaksiannya akan mengalami kematian.
Petrus yang dulunya seorang yang mengkhianati Yesus sampai tiga kali telah menjadi Petrus yang baru yang berani mengakui kecintaannya kepada Yesus. Tidak ada lagi kekuatiran dan ketakutan di dalam dirinya memberitakan tentang kebenaran yang sesungguhnya dan harus dimiliki setiap orang. Walaupun dihadapnya terdapat batu yang besar yang siap kapan saja menimpa tubuhnya, tetapi dia lihat itu sebagai batu kecil yang hanya membuat dia kesakitan sebentar. Ada sebuah kalimat di suatu iklan yang mengatakan :”Kamu bilang itu rintangan, aku bilang hanya tantangan”.  Ada begitu banyak rintangan di dalam hidup membuat kita urung untuk melayani Tuhan. Hujan datang pada hari minggu akhirnya membuat kita malas ke gereja, kesibukan di pekerjaan membuat alasan untuk tidak ikut kebaktian, sakit menjadi kelemahan kita untuk tidak setia berdoa. Justru semua rintangan itu harus diubah menjadi tantangan yang harus dikalahkan. Bila tantangan diubah menjadi kesempatan untuk maju, lebih baik, dan bersemangat maka itu semua menjadi proses sampai kepada goal (tujuan) kehidupan orang-orang yang menang.
Kita adalah saksi-saksi Kristus (martur Kristus). Kita memang tidak menyaksikan atau melihat kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi kita berbahagia seperti kata Yesus “berbahagialah orang yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Kepercayaan ini membuat kita teguh untuk menjadi pemberita Yesus. Kasih adalah dasar bagi kita menjadi saksi Kristus, jika kita memang benar mengasihi Yesus, maka sesulit apapun hidup yang akan kita jalani kita akan tetap setia; apapun yang kita lakukan akan menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Hidup baru di dalam Kristus adalah: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku” (Galatia 2:20).  
Kunci utama untuk menjadi Saksi Kristus di jaman sekarang ini adalah seberapa besar kecintaan kita kepada Yesus? Sesuai dengan nama minggu kita Quasimodogeniti ‘seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya  olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan’ (1 Petrus 2:2), seperti itulah kita hendaknya merindukan, mencintai Kristus yang telah memberi kita Air Kehidupan. Kita akan mampu mengatakan kepada dunia ini “aku harus lebih takut kepada Allah daripada manusia, dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu”. Tuhan memberikan kepastian dan kekuatan kepada kita: “dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16: 33); “Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk. 21: 18-19). Sumber kekuatan kita adalah Tuhan dan tiada yang lain, jika kita tanggung-tanggung menjadi pengikut Yesus tentulah sangat menyakitkan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Amin....Selamat bersaksi (h2pb2)

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...