Kisah Para Rasul 5 : 27 - 32
Kita harus lebih taat kepada Allah
daripada kepada manusia
Salah satu tugas orang percaya di
dunia ini adalah menjadi saksi-saksi Kristus. Ini adalah Perintah Agung dari
Tuhan Yesus kepada kita (bnd.Matius 28:19-20).
Menjadi saksi Kristus bukanlah perkara yang mudah. Tuhan Yesus
memperingatkan bahwa kita akan dibenci dan teraniaya karena nama Yesus (Luk. 21:17).
Kata bersaksi (marturia) berasal dari
kata martur artinya martir (mati
martir). Orang yang bersaksi artinya harus siap menghadapi ancaman bahkan
kematian. Begitu beratnya sebenarnya tugas bermaturia sehingga orang enggan untuk menjadi saksi ditengah-tengah
berbagai persoalan dunia, apalagi menjadi saksi Kristus yang sudah bangkit dan
menyelamatkan kita orang berdosa. Bukankah ada begitu banyak orang-orang
seperti Thomas yang harus melihat tanda dulu baru percaya? Lalu tanda apa yang
harus kita tunjukkan demi meyakinkan orang lain?
Peristiwa Kebangkitan Yesus dan turunnya
Roh Kudus telah memberikan semangat yang berapi-api bagi murid-murid untuk
memberitakan sang-Paskah itu. Pemberitaan mereka tidak hanya kepada orang-orang
yang sudah menerima Yesus tetapi juga kepada orang-orang yang membenci Yesus,
antara lain : para pemuka agama Yahudi, Farise, dan Romawi. Hal ini menimbulkan
kegusaran bagi pemuka agama sehingga mereka berusaha untuk menangkap dan
membunuh mereka. Tidak sedikit dari para murid yang harus mengalami
penganiayaan dan kematian dari para penguasa Agama dan politik. Mereka
ditangkap lalu diadili dengan pengadilan yang sudah direkayasa, seperti yang
pernah mereka lakukan terhadap Yesus dulu.
Namun tidak sedikitpun ada
kekuatiran dan ketakutan di dalam hidup mereka. Bahkan perintah untuk tidak
lagi memberitakan tentang Yesus yang bangkit itu telah dikalahkan dengan sikap
kecintaan kepada Yesus yang telah berakar. Itulah yang mendasari Petrus
mengeluarkan credo (kesaksian iman) bahwa :”Kita
harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”. (ay.29b). Petrus
memperlihatkan ketetapan dan keteguhan hatinya untuk Yesus yang telah
disalibkan, dibangkitkan, dan ditinggikan oleh Allah. Walaupun sesungguhnya
Petrus menyadari karena kesaksiannya akan mengalami kematian.
Petrus yang dulunya seorang yang
mengkhianati Yesus sampai tiga kali telah menjadi Petrus yang baru yang berani
mengakui kecintaannya kepada Yesus. Tidak ada lagi kekuatiran dan ketakutan di
dalam dirinya memberitakan tentang kebenaran yang sesungguhnya dan harus
dimiliki setiap orang. Walaupun dihadapnya terdapat batu yang besar yang siap kapan saja menimpa tubuhnya, tetapi dia
lihat itu sebagai batu kecil yang hanya membuat dia kesakitan sebentar. Ada
sebuah kalimat di suatu iklan yang mengatakan :”Kamu bilang itu rintangan, aku
bilang hanya tantangan”. Ada begitu
banyak rintangan di dalam hidup membuat kita urung untuk melayani Tuhan. Hujan
datang pada hari minggu akhirnya membuat kita malas ke gereja, kesibukan di
pekerjaan membuat alasan untuk tidak ikut kebaktian, sakit menjadi kelemahan
kita untuk tidak setia berdoa. Justru semua rintangan itu harus diubah menjadi
tantangan yang harus dikalahkan. Bila tantangan diubah menjadi kesempatan untuk
maju, lebih baik, dan bersemangat maka itu semua menjadi proses sampai kepada
goal (tujuan) kehidupan orang-orang yang menang.
Kita adalah saksi-saksi Kristus (martur
Kristus). Kita memang tidak menyaksikan atau melihat kematian dan kebangkitan
Yesus, tetapi kita berbahagia seperti kata Yesus “berbahagialah orang yang
tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Kepercayaan ini membuat kita teguh
untuk menjadi pemberita Yesus. Kasih adalah dasar bagi kita menjadi saksi
Kristus, jika kita memang benar mengasihi Yesus, maka sesulit apapun hidup yang
akan kita jalani kita akan tetap setia; apapun yang kita lakukan akan menjadi
kemuliaan bagi Tuhan. Hidup baru di dalam Kristus adalah: “Namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”
(Galatia 2:20).
Kunci utama untuk menjadi Saksi
Kristus di jaman sekarang ini adalah seberapa besar kecintaan kita kepada
Yesus? Sesuai dengan nama minggu kita Quasimodogeniti ‘seperti bayi yang baru
lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya
olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan’ (1 Petrus 2:2), seperti itulah
kita hendaknya merindukan, mencintai Kristus yang telah memberi kita Air Kehidupan. Kita akan mampu
mengatakan kepada dunia ini “aku harus lebih takut kepada Allah daripada
manusia, dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu”. Tuhan memberikan
kepastian dan kekuatan kepada kita: “dalam
dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia” (Yoh. 16: 33); “Tetapi
tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang kalau kamu tetap bertahan,
kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk. 21: 18-19). Sumber kekuatan kita adalah
Tuhan dan tiada yang lain, jika kita tanggung-tanggung menjadi pengikut Yesus
tentulah sangat menyakitkan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Amin....Selamat
bersaksi (h2pb2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar