Minggu, 15 Februari 2015

Galatia 3 : 26 - 29



 JANJI HARUS DITEPATI

Sebagai manusia adalah mudah bagi kita untuk berjanji, namun untuk menepati janji itu tidaklah gampang, bahkan seringkali meleset.  Banyak orang kecewa karena orang yang diharapkan ternyata telah ingkar janji.  Seorang pemuda berjanji hendak menikahi seorang gadis, ternyata janji itu tidak ia tepati, ia malah berpaling ke lain hati dan meninggalkan gadis itu.  Janji manusia seringkali berujung pada kekecewaan, padahal pepatah dunia mengatakan bahwa janji adalah utang, sebab itu bayarlah janjimu supaya jangan berutang.
Bagaimana dengan Tuhan kalau Dia berjanji?  Alkitab menyatakan bahwa  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya,"  (2 Petrus 3:9a) dan  "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."  (Mazmur 12:7).  Karena itu jangan pernah ragu akan janji Tuhan.  Ketika berada dalam pergumulan yang berat jangan pernah putus pengharapan.  Jangan melihat kepada berapa besar persoalan yang kita alami, tetapi lihat dengan mata iman betapa besar kuasa dan kemampuan Tuhan kita karena kuasaNya sungguh tak terbatas untuk menolong umatNya.
Janji Tuhan itu ibarat cek yang diberikan kepada kita. Cek itu walaupun sudah diserahkan kepada pihak yang menerima, tetapi selama cek tersebut tidak pernah dicairkan atau diuangkan ke bank, maka cek itu hanya akan menjadi selembar kertas saja. Cek baru berharga jika dibawa ke bank dan diuangkan, lalu kita menerima uang sejumlah yang tertulis di dalam cek tersebut. Sama dengan cerita seorang ibu yang terus dikirimi oleh anaknya wessel setiap bulan. Semakin lama si-ibu ini mengalami sakit yang parah karena kemiskinan, dia tidak mempunyai uang untuk membeli obat. Ketika anaknya pulang dari perantauan, dia sangat heran dengan kondisi ibunya. Dia mempertanyakan wessel yang tiap bulan dikirimkan. Si-ibu mengatakan itu hanya surat dan semua disimpan di bawah tempat tidur. Jelaslah, si-ibu ini akhirnya sakit-sakit karena kemiskinan tanpa menyadari bahwa dia mempunyai wessel  yang sebenarnya adalah uang. Wessel adalah uang bila ditukarkan ke bank atau kantor pos.
            Demikian pula sebenarnya Tuhan telah memberikan kepada kita begitu banyak “cek atau wessel” yang berisi janji-janji Tuhan di dalam kehidupan kita, dan semuanya tertulis di dalam Alkitab. Tetapi selama kita belum “menguangkannya” yaitu dengan cara mengimani janji-janji tersebut, maka janji tersebut hanya akan menjadi tulisan-tulisan yang tidak berarti, malah akan lewat begitu saja seperti angin yang datang dan pergi di dalam kehidupan kita ini.
            Itulah sebabnya mengapa bagi sebagian orang Alkitab hanyalah merupakan tulisan-tulisan biasa, akan tetapi bagi sebagian orang lainnya, Alkitab adalah sesuatu yang sangat berharga, bahkan penuh dengan janji-janji Tuhan. Mengapa bagi sebagian orang, mereka bisa merasa kagum dan sangat bersyukur kepada Tuhan ketika membaca suatu ayat? Karena mereka telah menemukan janji Tuhan yang tepat bagi mereka, Firman Tuhan memberikan jaminan di dalam kehidupannya; sementara bagi yang lain, ayat itu hanyalah ayat biasa tanpa makna yang istimewa.
            Kepada siapakah sebenarnya janji Tuhan itu? Semuanya itu diberikan kepada setiap orang yang telah menjadi anak-anak Allah. Kita semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (ay. 26). Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka status kita diubah dari anak-anak Iblis (anak-anak dosa) menjadi anak-anak Allah. Kita yang telah dibaptis dalam Kristus, yaitu yang telah meninggalkan hidup kita yang lama, maka kita akan mengenakan Kristus dalam hidup kita (ay. 27). Firman Tuhan di dalam II Korintus 5:17 jelas mengatakan : “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu” Sama seperti nyanyian “LAIN DULU LAIN SEKARANG, KINI KUHIDUP DI DALAM TUHAN, BERKAT YANG MELIMPAHI DIBERIKANNYA, TERIMA KASIH TUHAN Ketika kita telah dibaptis dalam Kristus, maka kita pun hidup bukan hanya bagi diri kita sendiri, melainkan harus hidup bagi Tuhan.
            Dalam hal ini, status kita sebagai anak-anak Allah bukan tergantung dari suku kita, atau dari status sosial kita, atau jenis kelamin kita apa kita perempuan atau laki-laki, atau siapa orang tua kita. Semua orang bisa menjadi anak-anak Allah, selama kita mau percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Lebih lagi, semua orang yang telah menerima Yesus Kristus menjadi satu kesatuan di dalam Kristus Yesus. Anak-anak Allah tidak dapat dibeda-bedakan apakah mereka orang Yahudi atau Yunani, karena sesungguhnya identitas mereka hanya satu, yaitu anak-anak Allah (ay. 28) yang berhak menerima janji Allah.
            Janji Allah yang paling terkenal adalah janji kepada Abraham, yaitu janji berkat yang Tuhan janjikan kepada Abraham. Abraham mewujudkan janji-janji Tuhan  di dalam komitmen, kesetian, dan Imannya kepada Tuhan. Orang-orang Yahudi memang adalah keturunan langsung Abraham yang memiliki hak untuk mendapatkan janji-janji Abraham tersebut karena mereka adalah ahli waris Abraham. Akan tetapi, di dalam Kristus, kita menjadi keturunan-keturunan Abraham yang baru di dalam iman. Karena itu, kita masuk di dalam bagian janji-janji Tuhan. Ketika kita percaya kepada Kristus, maka kita pun secara otomatis mendapatkan hak atas janji-janji Abraham karena Kristus pun merupakan keturunan Abraham, bahkan lebih dari itu, karena kita mendapatkan  janji langsung dari Tuhan sendiri.
            Permasalahannya tidak hanya berhenti sampai di situ. Janji tinggal hanya janji bila kita tidak wujudkan di dalam kesetian, komitmen, dan iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Kita harus sampai pada tahap mengaktualisasikan janji-janji Tuhan itu. Kita sudah punya hak berupa janji-janji Tuhan, jangan sampai hidup kita berakhir tanpa sekalipun kita merasakan janji-janji Tuhan itu. Hidup kita akan  jauh lebih berarti ketika kita sudah merasakan janji-janji Tuhan, misalnya janji kesembuhan, janji berkat, janji keselamatan, janji penyertaan Tuhan, dan lain sebagainya. Begitu banyak janji-janji Tuhan yang ada dalam Firman Tuhan, tinggal bagaimana kita mampu merealisasikan janji-janji tersebut.Amen

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...