Yesus
adalah milik semua orang
Injil minggu ini menerangkan kepada kita
syarat-syarat yang benar untuk menjadi anggota salah satu keluarga. Keluarga
yang sering kita pahami adalah adanya hubungan atau ikatan yang berdasarkan
keturunan atau darah - daging. Hubungan yang demikian, kita jumpai sebutan
kakek-nenek, ayah-ibu, orang tua-anak, tulang-natulang, amangboru-namboru, dan
sebagainya. Bagi kita
orang Batak hubungan persaudaraan dan kekerabatan masih sangat erat, karena
hubungan itu dibangun di atas marga melalui ikatan darah dan daging.
Persaudaraan ini semakin nyata melalui falsafah Dalihan na tolu yaitu :”
manat mardongan tubu, elek marboru dohot somba marhulahula”.
Hubungan persaudaraan dan kekerabatan itu sangat baik dan harus kita
pertahankan, tetapi melalui firman ini, Yesus membuat suatu pembaharuan yaitu : persaudaraan keluarga yang baru dan sejati, yang
bukan semata-mata diikat soal daging dan darah, tetapi orang yang melakukan
kehendak Bapa.
Kenyataan dalam hubungan daging dan darah tidak
selalu berjalan baik. Banyak kita jumpai ada keluarga yang tidak rukun, saling
membenci, tidak perduli, bahkan saling membunuh. Maka tidak mengherankan
seseorang jauh lebih dekat dengan seseorang lain yang tidak memiliki hubungan
darah atau daging daripada yang memiliki hubungan darah dan daging Menjadi
anggota salah satu keluarga ternyata tidak sekedar karena hubungan darah dan
daging, itu melampaui ikatan darah dan
daging. Yesus menunjuk dengan jelas pada point-point dimaksud. Ketika ibu dan
saudara serta saudari-Nya datang hendak bertemu Dia, Yesus mengatakan
bahwa orang-orang di sekitar-Nya adalah saudara, saudari serta ibu-Nya.
Tujuan Yesus adalah ingin mempergunakan
momentum itu untuk memperkenalkan sebuah paham keluarga baru, yaitu keluarga
Allah. Ini juga adalah misi Yesus. Misi Yesus adalah membentuk keterhubungan
dalam kasih sebagai sebuah keluarga; baik antara Allah dan manusia dan antara
manusia dengan sesamanya. Hubungan itu tidak lagi berdasar pada hubungan
darah-daging, tetapi karena melakukan kehendak Allah, titik pangkalnya adalah
kematian dan kebangkitan Yesus karena hanya mau melakukan kehendak BapaNya. Dengan
perkataan itu, Yesus ingin mengajarkan bahwa di dalam Kerajaan Allah ikatan
darah tidak bermakna apa-apa. Kita diselamatkan bukan karena hubungan darah,
melainkan oleh darah Kristus. Bentuk hubungan ini dipelihara oleh Roh Kudus dan
Firman-Nya, agar bertumbuh baik, dan menghasilkan buah. Inilah yang mau
diungkapkan Yesus, "...Barangsiapa yang melakukan kehendak Allah, dialah
saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu". (ay.35)
Dengan jalan itu Yesus bermaksud membentuk keluarga Allah yang meliputi semua orang,
yaitu mereka yang melakukan kehendak Allah dan hidup saling mengasihi secara
damai.
Kenapa Yesus mengatakan demikian? Sebab
dengan orang-orang tersebut Ia mengalami pengalaman yang sama sebagai anak-anak
Allah. Dengan orang-orang tersebut Yesus mengalami pengalaman yang sama
“berjuang” melaksanakan kehendak Allah. Juga dengan orang-orang tersebut
Yesus memiliki “interest” yang sama; yakni melaksakan kehendak Allah.
Mewujudnyatakan apa yang Allah kehendaki mereka perbuat dalam hidup. Dengan orang-orang
tersebut Yesus juga mengalami “ketaatan” yang sama pada Bapa. Dan
akhirnya dengan orang-orang tersebut Yesus memiliki tujuan yang sama;yakni
melaksanakan apa yang Allah kehendaki untuk mereka lakukan. Itulah menjadi
dasar Yesus menghitung mereka sebagai saudara, saudari serta ibu-Nya.
Mari sepakat untuk lakukan kehendak Allah
agar kita disebut saudara oleh Yesus dan menjadi keluarga Allah yang hidup
saling mengasihi, tanpa membedakan. Bagi Yesus, hanya orang yang mengasihi Dia
melebihi keluarga, yang dapat menjadi murid-Nya. Yang Yesus maksudkan, kita
harus menempatkan Dia di atas segalanya. Ini tidak selalu berarti kita harus
menyingkirkan keluarga kita. Yang harus menjadi prinsip kita ialah kasih kepada
Yesus harus diutamakan. Artinya, seorang Kristen seharusnya tidak menjadikan
keluarganya sebagai alasan untuk menempatkan Kristus di tempat nomor dua dan
nomor kesekian tetapi yang utama.(h2pb2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar