Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada
manusia
Salah satu tugas orang percaya di dunia ini adalah
menjadi saksi-saksi Kristus. Ini adalah Perintah Agung dari Tuhan Yesus kepada
kita (bnd.Matius 28:19-20). Menjadi saksi
Kristus bukanlah perkara yang mudah. Tuhan Yesus memperingatkan bahwa kita akan
dibenci dan teraniaya karena nama Yesus (Luk. 21:17). Kata bersaksi (marturia) berasal dari kata martur artinya martir (mati martir).
Orang yang bersaksi artinya harus siap menghadapi ancaman bahkan kematian. Begitu
beratnya sebenarnya tugas bermaturia sehingga
orang enggan untuk menjadi saksi ditengah-tengah berbagai persoalan dunia, apalagi
menjadi saksi Kristus yang sudah bangkit dan menyelamatkan kita orang berdosa.
Bukankah ada begitu banyak orang-orang seperti Thomas yang harus melihat tanda
dulu baru percaya? Lalu tanda apa yang harus kita tunjukkan demi meyakinkan
orang lain?
Peristiwa Kebangkitan Yesus dan turunnya Roh Kudus telah
memberikan semangat yang berapi-api bagi murid-murid untuk memberitakan
sang-Paskah itu. Pemberitaan mereka tidak hanya kepada orang-orang yang sudah
menerima Yesus tetapi juga kepada orang-orang yang membenci Yesus, antara lain
: para pemuka agama Yahudi, Farise, dan Romawi. Hal ini menimbulkan kegusaran
bagi pemuka agama sehingga mereka berusaha untuk menangkap dan membunuh mereka.
Tidak sedikit dari para murid yang harus mengalami penganiayaan dan kematian
dari para penguasa Agama dan politik. Mereka ditangkap lalu diadili dengan pengadilan
yang sudah direkayasa, seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Yesus dulu.
Namun tidak sedikitpun ada kekuatiran dan ketakutan di
dalam hidup mereka. Bahkan perintah untuk tidak lagi memberitakan tentang Yesus
yang bangkit itu telah dikalahkan dengan sikap kecintaan kepada Yesus yang
telah berakar. Itulah yang mendasari Petrus mengeluarkan credo (kesaksian iman)
bahwa :”Kita harus lebih taat kepada
Allah daripada kepada manusia”. (ay.29b). Petrus memperlihatkan ketetapan
dan keteguhan hatinya untuk Yesus yang telah disalibkan, dibangkitkan, dan
ditinggikan oleh Allah. Walaupun sesungguhnya Petrus menyadari karena
kesaksiannya akan mengalami kematian.
Petrus yang dulunya seorang yang mengkhianati Yesus
sampai tiga kali telah menjadi Petrus yang baru yang berani mengakui
kecintaannya kepada Yesus. Tidak ada lagi kekuatiran dan ketakutan di dalam
dirinya memberitakan tentang kebenaran yang sesungguhnya dan harus dimiliki
setiap orang. Walaupun dihadapnya terdapat batu
yang besar yang siap kapan saja menimpa tubuhnya, tetapi dia lihat itu
sebagai batu kecil yang hanya membuat dia kesakitan sebentar. Ada sebuah
kalimat di suatu iklan yang mengatakan :”Kamu bilang itu rintangan, aku bilang
hanya tantangan”. Ada begitu banyak
rintangan di dalam hidup membuat kita urung untuk melayani Tuhan. Hujan datang
pada hari minggu akhirnya membuat kita malas ke gereja, kesibukan di pekerjaan
membuat alasan untuk tidak ikut kebaktian, sakit menjadi kelemahan kita untuk tidak
setia berdoa. Justru semua rintangan itu harus diubah menjadi tantangan yang
harus dikalahkan. Bila tantangan diubah menjadi kesempatan untuk maju, lebih
baik, dan bersemangat maka itu semua menjadi proses sampai kepada goal (tujuan)
kehidupan orang-orang yang menang.
Kita adalah saksi-saksi Kristus (martur Kristus). Kita
memang tidak menyaksikan atau melihat kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi
kita berbahagia seperti kata Yesus “berbahagialah orang yang tidak melihat,
namun percaya” (Yoh. 20:29). Kepercayaan ini membuat kita teguh untuk menjadi
pemberita Yesus. Kasih adalah dasar bagi kita menjadi saksi Kristus, jika kita
memang benar mengasihi Yesus, maka sesulit apapun hidup yang akan kita jalani
kita akan tetap setia; apapun yang kita lakukan akan menjadi kemuliaan bagi
Tuhan. Hidup baru di dalam Kristus adalah: “Namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam
Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”
(Galatia 2:20).
Kunci utama untuk menjadi Saksi Kristus di jaman
sekarang ini adalah seberapa besar kecintaan kita kepada Yesus? Sesuai dengan
nama minggu kita Quasimodogeniti ‘seperti bayi yang baru lahir, yang selalu
ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh
dan beroleh keselamatan’ (1 Petrus 2:2), seperti itulah kita hendaknya
merindukan, mencintai Kristus yang telah memberi kita Air Kehidupan. Kita akan mampu mengatakan kepada dunia ini “aku
harus lebih takut kepada Allah daripada manusia, dan kami adalah saksi dari
segala sesuatu itu”. Tuhan memberikan kepastian dan kekuatan kepada kita: “dalam dunia kamu menderita penganiayaan,
tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16: 33); “Tetapi tidak sehelai pun dari rambut
kepalamu akan hilang kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu”
(Luk. 21: 18-19). Sumber kekuatan kita adalah Tuhan dan tiada yang lain, jika
kita tanggung-tanggung menjadi pengikut Yesus tentulah sangat menyakitkan
menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Amin....Selamat bersaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar