Jumat, 22 November 2013

1 Tesalonika 4 : 13 – 18



Hidup di dalam Kristus dan Mati di dalam Kristus

Kematian pada dasarnya selalu menjadi bagian yang misterius dan menimbulkan perasaan takut, tidak pasti dan bahkan ketidak berdayaan. Masih banyak orang mempertanyakan mengapa kita harus mati dan kemana orang yang sudah mati? Hal ini masih terus menjadi tanda tanya di dalam kehidupan kita? Apalagi Bila diperhadapkan dengan agama-agama lain di dunia ini dan suku-suku seperti suku Batak, orang yang sudah mati akan ber-inkernasi atau menjadi mahluk yang lain. Jemaat Tesalonika tampaknya juga bertanya banyak tentang kematian. Mereka, misalnya, bertanya tentang saudara-saudara (jemaat) mereka yang telah lebih dahulu meninggal dunia.
Dalam nas ini, Rasul Paulus menyampaikan sumber penghiburan bagi orang Tesalonika yang berkabung karena kematian relasi mereka dan teman-teman mereka yang mati dalam Tuhan.  Ada perbedaan antara kematian Kristen dengan kematian orang yang tidak beriman. Bagi orang kristen, kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, justru untuk menuju  rumah kediaman Bapa di Sorga.  kematian sudah kehilangan sengatnya (1Kor.15:55-57). Karena itu, tidak patut kita sangat berduka terhadap orang yang telah meninggalkan kita, apalagi harus berputus asa. Seolah-olah mereka tidak mempunyai harapan (1Tes4:13).
Firman Tuhan ini menerangi batin kita yang takut akan lorong kematian itu dengan memberi kepastian. Kepastiannya adalah bahwa orang-orang percaya terdahulu yang meninggal mendapat tempat bersama dengan Tuhan. Kabar baik ini bukan hanya bagi mereka, tetapi juga bagi kita, yang juga percaya kepada Kristus.
Di minggu akhir tahun gerejawi ini, kita diingatkan tentang orang-orang terkasih yang telah lebih dahulu meninggal. Kesedihan bisa tercurah mengenang mereka. Apalagi jika sarat luka dan kekecewaan, bukan hanya pada kenyataan meninggalnya mereka, tetapi juga pada Tuhan. Firman ini tidak ingin “bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal...”, tetapi supaya kita mengetahuinya dan yakin di dalam pengharapan. Dukacita karena kematian tidaklah perlu lagi menghanyutkan kita pada kekecewaan dan keputusasaan hidup. Di dalam Tuhan terdapat pengharapan “dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia”, baik mereka yang terdahulu, maupun kita.
Hidup di dunia ini bukanlah akhir segalanya. Memang ada pepatah mengatakan, hidup di dunia ini hanya satu kali saja, oleh karena itu manusia ada berjuang untuk mendapatkan apa yang dia harapkan. Terkadang walaupun bertentangan dengan kehendak Tuhan, asalkan dapat yang didambakan. Bagi orang percaya setiap kehilangan keluarganya terkasih ada sesuatu yang lebih dari pada duka, sakit hati, kehilangan, air mata yaitu: ada pengharapan. “Kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (I Tes 4: 14-17).
Pengharapan orang Kristen adalah nyata, bukan pengharapan yang sia-sia, walaupun duka ada hal yang jauh dibalik sukacita. Yesus telah mati dan telah bangkit. Yesus membebaskan manusia dari dosa, juga dari kematian (Ibr.2:14,15). Karena itu, iman kepada Kristus membawa dengannya harapan akan kebangkitan (Yoh.11:25,26). Kebangkitan Tuhan membuktikan bahwa ada kebangkitan tubuh. “Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan” (1Kor.15:16). “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1Kor.15:20).
Untuk kesedihan karena kematian relasi, penghiburan kita adalah di dalam Yesus Kristus. Pengetahuan tentang orang yang mati di dalam Yesus sangat penting dimiliki, karena dari sanalah ditemui dan dimengerti adanya pengharapan orang percaya. Namun biarlah bukan sekedar pengetahuan saja, tetapi haruslah percaya akan adanya pengharapan itu. Percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, Percaya bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia dan kita juga akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Amen


Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...