SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN
Galatia 6:10
Karena itu, selama masih ada
kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi
terutama kepada kawan-kawan kita seiman
Banyak orang mengatakan bahwa
kesempatan tidak terjadi berulang kali, bahkan hanya sekali, karena itu selagi
ada kesempatan marilah dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Apa yang dikatakan
tadi bisa berdampak ganda, apakah kesempatan yang dimaksud kesempatan baik atau
kesempatan yang jahat? Sebenarnya kesempatan yang dimaksudkan adalah kesempatan
yang baik. Bila kesempatan berbuat jahat pasti bisa dilakukan berkali-kali,
tetapi kesempatan yang baik sulit dilakukan berkali-kali kepada orang yang
sama. Misalnya, ada seseorang meminta tolong kepada kita, apalagi orang yang
baru dikenal pasti tidak akan terulang itu pada orang yang sama.
Itulah sebabnya, mari kita melakukan
kesempatan itu sebaik-baiknya selagi Tuhan masih memberikan kesempatan bagi
kita.
Kata kesempatan lebih diterjemahkan
dengan istilah waktu. Waktu di dalam bahasa Yunani ada 2 yakni : Kairos dan
kronos. Dari kata kronos muncullah
istilah kronologi, yang berarti teratur, tersistematis waktu ke waktu, misalnya
: hari minggu ke sabtu, bulan Januari sampai Desember dan tahun ke tahun.
Sedangkan kata kairos lebih ditekankan sebagai kesempatan yang muncul
sekali-kali. Kata kairos disebut dengan anugerah, misalnya hidup hanya sekali,
dan mati juga sekali. Kata kairos inilah yang tidak boleh kita sia-sia kan,
kita tidak bisa hanya mengatakan : kan besok masih ada hari. Memang betul besok
ada hari lagi, tetapi bisa saja hari esok ada tetapi untuk kita selesai sampai
hanya hari ini.
Kalau kita melihat di acara ulang tahun, pasti selalu
dinyanyikan Panjang Umurnnya. Makna panjang umur bukan hanya umur yang
bertambah tetapi juga pertanda sisa kehidupan di dunia ini terus berkurang.
Maka kita tidak hanya berharap panjang umur tetapi lanjut usia, artinya tidak
hanya pertambahan secara kuantitas hidup tetapi juga kualitas kehidupan kita.
Kualitas hidup kita sangat ditentukan dengan buah apa
yang kita hasilkan di dalam kehidupan ini. Tuhan telah memilih dan menetapkan
kita untuk menghasilkan buah, dan buah itu haruslah yang terbaik, yang bisa
dinikmati orang lain. Pada ayat yang lain Yesus juga mengatakan kita harus
menjadi Garam dan Terang dunia (Matius 5:13-16). Bagaimana kita bisa menjadi
garam yang baik kalau garam itu sudah hambar. Dan bagaimana menjadi terang yang
baik kalau hanya ditempatkan dibawah gantang?
Bila kita merenungkan kehadiran di dunia ini, bukanlah
hanya rutinitas belaka saja. Kalau hidup kita hanya lahir, menikah, bekerja,
dan mati maka apa bedanya kita dengan para-binatang? Tentu kita harus terus
bertanya : untuk apa Tuhan saya dihadirkan ke dunia ini. Kita pasti punya
maksud dan tujuan di dalam kehidupan ini.
2) Kita disuruh berbuat baik kepada semua orang tetapi
ditekankan juga teristimewa kepada saudara seiman. Bukan maksudnya kita harus
mengistimewakan orang-orang seiman dengan kita. Tetapi Paulus ingin
menyampaikan kalau kita mengasihi orang lain, atau berbuat orang lain maka kita
juga harus mampu lebih melakukan kepada orang-orang seiman dengan kita. Bisa
saja kita mengasihi orang lain tetapi membenci orang-orang yang dekat dengan
kita. Sama seperti pepata mengatakan : dahan yang berdekatanlah yang sering
bergesekkan atau beradu. Jangan-jangan kita bisa mengasihi orang lain tetapi
mengasihi orang yang seiman dengan kita sangat susah. Lihat bagaimana sama-sama
orang kristen, bisa pamer kehebatan gereja masing-masing, ada yang merasa
dipenuhi roh kudus yang lain roh jahat, ada yang merasa lebih dekat kepada
Alkitab tetapi gereja yang lain tidak bersumber kepada Alkitab. Inilah yang mau
dikritik Paulus, kalau kita bisa mengasihi orang lain, maka kita juga harus
mampu mengasihi orang yang seiman dengan kita.
Bila Paulus juga menekankan kita mengasihi orang-orang
yang seiman,itu berarti kita harus mengandeng orang-orang yang seiman menjadi
partner atau mitra untuk memberitakan Injil Tuhan kemana saja. Kalau kita
sendiri tidak satu maka bagaimana mungkin orang dapat percaya kepada Tuhan yang
kita sembah itu.
Jangan kita katakan kita masih muda, kita masih sehat
atau masih kuat? Bukan kita yang menentukan kehidupan kita tetapi Tuhanlah yang
menentukan kehidupan kita. Marilah dengan sungguh-sungguh memakai kesempatan
dari Tuhan sebagai Hutang yang harus kita bayar. Sebagaimana T B Simatupang
katakan : saya adalah orang yang berhutang. Kita juga adalah orang-orang yang
berhutang di mana telah menerima anugerah Tuhan. Maka anugerah itu harus kita
bayarkan didalam kehidupan ini untuk mengwujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.
Semoga kita menjadi orang yang hidup melunasi apa yang sudah kita terima. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar