Kamis, 12 Desember 2013

Galatia 6:10



SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN
Galatia 6:10
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman

Banyak orang mengatakan bahwa kesempatan tidak terjadi berulang kali, bahkan hanya sekali, karena itu selagi ada kesempatan marilah dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Apa yang dikatakan tadi bisa berdampak ganda, apakah kesempatan yang dimaksud kesempatan baik atau kesempatan yang jahat? Sebenarnya kesempatan yang dimaksudkan adalah kesempatan yang baik. Bila kesempatan berbuat jahat pasti bisa dilakukan berkali-kali, tetapi kesempatan yang baik sulit dilakukan berkali-kali kepada orang yang sama. Misalnya, ada seseorang meminta tolong kepada kita, apalagi orang yang baru dikenal pasti tidak akan terulang itu pada orang yang sama.
Itulah sebabnya, mari kita melakukan kesempatan itu sebaik-baiknya selagi Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita.
Kata kesempatan lebih diterjemahkan dengan istilah waktu. Waktu di dalam bahasa Yunani ada 2 yakni : Kairos dan kronos.  Dari kata kronos muncullah istilah kronologi, yang berarti teratur, tersistematis waktu ke waktu, misalnya : hari minggu ke sabtu, bulan Januari sampai Desember dan tahun ke tahun. Sedangkan kata kairos lebih ditekankan sebagai kesempatan yang muncul sekali-kali. Kata kairos disebut dengan anugerah, misalnya hidup hanya sekali, dan mati juga sekali. Kata kairos inilah yang tidak boleh kita sia-sia kan, kita tidak bisa hanya mengatakan : kan besok masih ada hari. Memang betul besok ada hari lagi, tetapi bisa saja hari esok ada tetapi untuk kita selesai sampai hanya hari ini.
Kalau kita melihat di acara ulang tahun, pasti selalu dinyanyikan Panjang Umurnnya. Makna panjang umur bukan hanya umur yang bertambah tetapi juga pertanda sisa kehidupan di dunia ini terus berkurang. Maka kita tidak hanya berharap panjang umur tetapi lanjut usia, artinya tidak hanya pertambahan secara kuantitas hidup tetapi juga kualitas kehidupan kita.
Kualitas hidup kita sangat ditentukan dengan buah apa yang kita hasilkan di dalam kehidupan ini. Tuhan telah memilih dan menetapkan kita untuk menghasilkan buah, dan buah itu haruslah yang terbaik, yang bisa dinikmati orang lain. Pada ayat yang lain Yesus juga mengatakan kita harus menjadi Garam dan Terang dunia (Matius 5:13-16). Bagaimana kita bisa menjadi garam yang baik kalau garam itu sudah hambar. Dan bagaimana menjadi terang yang baik kalau hanya ditempatkan dibawah gantang?
Bila kita merenungkan kehadiran di dunia ini, bukanlah hanya rutinitas belaka saja. Kalau hidup kita hanya lahir, menikah, bekerja, dan mati maka apa bedanya kita dengan para-binatang? Tentu kita harus terus bertanya : untuk apa Tuhan saya dihadirkan ke dunia ini. Kita pasti punya maksud dan tujuan di dalam kehidupan ini.
2) Kita disuruh berbuat baik kepada semua orang tetapi ditekankan juga teristimewa kepada saudara seiman. Bukan maksudnya kita harus mengistimewakan orang-orang seiman dengan kita. Tetapi Paulus ingin menyampaikan kalau kita mengasihi orang lain, atau berbuat orang lain maka kita juga harus mampu lebih melakukan kepada orang-orang seiman dengan kita. Bisa saja kita mengasihi orang lain tetapi membenci orang-orang yang dekat dengan kita. Sama seperti pepata mengatakan : dahan yang berdekatanlah yang sering bergesekkan atau beradu. Jangan-jangan kita bisa mengasihi orang lain tetapi mengasihi orang yang seiman dengan kita sangat susah. Lihat bagaimana sama-sama orang kristen, bisa pamer kehebatan gereja masing-masing, ada yang merasa dipenuhi roh kudus yang lain roh jahat, ada yang merasa lebih dekat kepada Alkitab tetapi gereja yang lain tidak bersumber kepada Alkitab. Inilah yang mau dikritik Paulus, kalau kita bisa mengasihi orang lain, maka kita juga harus mampu mengasihi orang yang seiman dengan kita.
Bila Paulus juga menekankan kita mengasihi orang-orang yang seiman,itu berarti kita harus mengandeng orang-orang yang seiman menjadi partner atau mitra untuk memberitakan Injil Tuhan kemana saja. Kalau kita sendiri tidak satu maka bagaimana mungkin orang dapat percaya kepada Tuhan yang kita sembah itu.
Jangan kita katakan kita masih muda, kita masih sehat atau masih kuat? Bukan kita yang menentukan kehidupan kita tetapi Tuhanlah yang menentukan kehidupan kita. Marilah dengan sungguh-sungguh memakai kesempatan dari Tuhan sebagai Hutang yang harus kita bayar. Sebagaimana T B Simatupang katakan : saya adalah orang yang berhutang. Kita juga adalah orang-orang yang berhutang di mana telah menerima anugerah Tuhan. Maka anugerah itu harus kita bayarkan didalam kehidupan ini untuk mengwujudkan Kerajaan Allah di dunia ini. Semoga kita menjadi orang yang hidup melunasi apa yang sudah kita terima. Amin

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...