Selasa, 07 Maret 2017

Galatia 6 : 1 - 10



GALATIA 6:1-10

MELAKUKAN HUKUM KASIH 
Saling membantu dan bertolong-tolongan merupakan pola hidup anak-anak Tuhan yang memiliki nilai-nilai kasih dan kepedulian terhadap “beban atau persoalan saudara seiman”. Hukum kasih Kristus merupakan pola hidup anak-anak Allah dalam kerajaan-Nya di dunia. Ini berarti, ketika kita melihat saudara seiman jatuh di dalam dosa atau berbeban berat, hal ini tidak serta merta membuat kita mengucilkan atau memusuhinya, tanpa adanya kepedulian dan kasih terhadapnya. Sebaliknya, kejatuhannya adalah kesedihan dan beban kita untuk memperhatikan dan menolongnya, sehingga ia memperoleh pemulihan dan pertumbuhan rohani yang baik seperti semula. Tindakan menolong sudara seiman tersebut tentu saja tidak diikuti dengan motif mencari keuntungan atau pujian bagi diri sendiri, tetapi karena status dan fungsional orang percaya sebagai anggota tubuh Kristus yang mengaktualisasikan hukum Kristus. Sikap ini mencerminkan keunikan orang Kristen yang telah hidup baru dalam Kristus.
Orang Kristen yang telah bertumbuh dalam kasih Kristus harus memiliki cara berpikir “kasih di dalam kebenaran” dan “kebenaran di dalam kasih,” sehingga seseorang yang menasihati atau menolong orang lain akan berusaha menolong dan mengingatkan tanpa melupakan kasih, dan memberikan kasih tanpa menghilangkan keharusan untuk mengingatkan kesalahan. Demikian pula hal ini mengingatkan kepada kita bahwa, ketika kita menasihati atau menolong orang lain, sebenarnya kita sedang menasihati dan menolong diri sendiri; sebab dengan menasihati atau menolong orang lain, kita menyadari bahwa kita juga membutuhkan nasihat dan pertolongan dari pihak lain. Dengan sikap demikian, kita tidak akan pernah membanggakan diri karena kelemahan orang lain, sebaliknya kita akan hidup saling tolong menolong dalam menanggung beban kita.
Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk menyelamatkan kita agar kita bisa masuk surga, tetapi lebih dari itu, Tuhan memanggil kita untuk hidup berbuah selama kita ada di dunia ini. Panggilan kita adalah untuk berbuah dan memberkati sesama kita.  Itu sebabnya salah satu hukum terutama yang diberikan Tuhan kepada kita selain mengasihi Tuhan Allah kita adalah mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Dan itu juga yang ditulis oleh Paulus di ayat2:  Bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu.  
Inti iman Kristen adalah kasih. Allah telah terlebih dahulu menunjukkan kasihnya kepada dunia dengan mengaruniakan PuteraNya Yesus Kristus (Yohanes 3:16). Yesus pun meninggalkan teladan kasih kepada umatNya ketika Dia rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan orang berdosa. Sudah seharusnya dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, kita yang telah diselamatkan dan sebagai orang Kristen, harus memiliki kasih itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Firman Tuhan berkata, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20).
Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain selalu ada upahnya. Memang saat menabur kita tidak langsung menuai, semua ada waktnya. Kalau tidak menuai semasa hidup, kita akan mendapatkannya nanti di sorga.  Ingat, keturunan kita pun juga akan menuai dari apa yang telah kita perbuat bagi sesama.  Karena itu selama masih hidup di dunia ini banyak-banyaklah berbuat baik.  "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  (2 Korintus 9:6).

     Siapa yang perlu kita tolong?  Kita perlu menolong orang lain tanpa melihat warna kulit, keturunan, pendidikan, agama dan latar belakang hidupnya.  Tanpa juga melihat apakah orang yang kita tolong itu akan membalas balik perbuatan baik kita atau tidak.  Budaya yang sekarang sedang tumbuh adalah budaya cuek, masa bodoh, dan tidak mau tahu dengan kesusahan orang lain. Urusanmu menjadi urusanmu, urusanku menjadi urusanku. Jangan kita saling menganggu. Itulah kenyataan yang terjadi. Saat senang kita bisa begitu mudah erat, saat susah kita berusaha jaga jarak supaya tak perlu capai mengurusi kesulitan orang lain.
Kehidupan yang menjadi berkat terpancar dari kebaikan hati seseorang. Kadang kita bosan berbuat baik ketika melihat respon negatif orang-orang yang kepadanya kita nyatakan perbuatan baik. Tetapi Alkitab menyatakan, “Jangan jemu-jemu berbuat baik!” Artinya, ada respon positif atau tidak, bukanlah alasan untuk menghentikan perbuatan baik kita. Perbuatan baik apa yang sudah Anda lakukan hari ini kepada orang lain? Amen

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...