Selasa, 04 Maret 2014

Matius 14 : 3 - 9



Tidak ada yang terlalu mahal untuk Yesus
            Bila ada orang berbuat baik kepada kita, balasan apakah yang patut kita berikan kepada mereka? Tentu jawabanya adalah perbuatan yang baik juga bukan. Kalau ada orang yang berbuat baik kepada kita, tetapi kita tidak tahu berterimakasih, atau bahkan kita malah berbuat jahat kepadanya, maka kita lebih jahat dari iblis sebenarnya. Yesus pernah berkata : orang jahat saja tahu berbuat baik kepada orang lain, lalu bagaimana kita?
            Banyak orang di dunia ini masih berpikir, biar orang lain saja yang berbuat baik, kalau aku biasa-biasa saja. Bahkan ada orang kalau berbuat baik kepada orang lain atau kepada lawan kita, malah kita yang menjadi marah, cemburut, dan tidak senang dengan perbuatan mereka itu. Kita bisa terjebak mengatakan :”Cari muka” atau “sok pamer”.
            Sesungguhnya, tidak ada alasan kita tidak berbuat baik di dalam kehidupan ini, bahkan kepada musuh kita sekalipun. Alasan yang utama, mengapa kita harus berbuat baik adalah karena kita sudah menerima kebaikan Tuhan. Tuhan sudah memberikan kehidupan kepada kita, Tuhan sudah memberikan berkatNya kepada kita, bahkan Tuhan sudah memberikan jaminan keselamatan kepada kita. Lalu tanda kita sudah menerima kebaikan Tuhan apakah balasan yang sudah kita perbuat?
            Penyakit yang parah di dalam hidup sekarang ini, bukan hanya kanker, jantung, stroke, ginjal, atau yang lain-lain, tetapi jangan lupa bahwa ada sakit yang lebih parah dari itu, yakni : sakit Lupa (amnesia), di mana kita sering melupakan kebaikan Tuhan, Lupa mengucap syukur, lupa datang beribadah kepadaNya, seakan kita menjadi orang yang merasakan bahwa kehidupan ini adalah karena semata-mata kekuatan dan kemampuan kita. Sudah banyak orang di zaman ini menjadi seperti cerita Malin Kundang atau Sampuraga. Dia melupakan Air Susu ibu yang membesarkan hidupnya, dia melupakan Doa ibu yang dipanjatkan setiap pagi dan malam hari yang dengan uraian air mata.
            Begitu juga dengan Tuhan di dalam kehidupan kita. Apakah yang dilakukan sebenarnya belum dapat kita bandingkan dengan apa yang telah kita perbuat kepadaNya. Dia tidak hanya menyertai dan memberkati hidup kita, tetapi Dia merelakan PutraNya menjadi tebusan bagi keselamatan kita. Itu sebabnya, TIDAK ADA YANG MAHAL ATAU TERLALU MAHAL UNTUK TUHAN. Seluruh harta, pangkat, jabatan, maupun hidup, kita serahkan kepadaNYa itu masih terlalu kecil bagi Tuhan kita. Jangan ada dari kita menjadi Sombong atau Terus mengingat-ingat apa yang telah kita persembahkan kepada Tuhan. Karena bisa saja, kita terjebak mengatakan bahwa kita sudah berbuat sesuatu kepada Tuhan, misalnya : aku sudah memberikan persembahan, aku sudah melayani Tuhan, aku sudah menjadi pengurus di gereja. Itu belum seberapa dari apa yang telah kita terima dari Tuhan. Kalaupun kita harus melakukan semua itu maka katakanlah : NAPOSO NA SO HASEA DO AHU TUHAN = AKU ADALAH HAMBA YANG TIDAK BERGUNA.
            Itulah yang terjadi di renungan kita hari ini. Seorang perempuan, yang di Injil Yohanes disebut namanya Maria mengurapi Yesus dengan Minyak Narwastu yang sangat mahal. Harga dari minyak narwastu ini luar biasa mahalnya. Nilainya sebanding dengan upah 300 hari seorang pekerja. Jika dihitung dalam standar sekarang, nilainya sangatlah besar karena menyangkut nilai upah rata-rata seorang pekerja untuk sekitar 300 hari kerja. Rata-rata pekerja sekarang ini mendapatkan penghasilan yang cukup besar untuk setiap jam kerjanya, apalagi upah sehari. Jangankan untuk 300 hari kerja, upah untuk 300 jam kerja saja sudah banyak sekali. Jadi barang ini memang sangatlah mahal harganya. Nilai dari hasil penjualan minyak tersebut bisa dipakai untuk memberi makan buat sekitar 5000 orang. Jadi barang ini memang tergolong sangat berharga.
            Setelah dia melakukan hal ini, bukannya sambutan meriah yang diterimanya melainkan cibiran dan teguran dari para tamu dan (sayang sekali) para murid juga. Para tamu memandang perbuatan tersebut sebagai suatu pemborosan. Mungkin kita juga bila hadir di sana akan mengatakan hal sama, karena hanya beberapa detik saja terbuang uang yang kira-kira bila dirupiahkan sekitar 100 juta, SAYANG NAI ATE, tetapi tidak bagi si Maria. Dia merasakan apa yang telah diberikan kepada Yesus adalah wajar bahkan masih kurang.
            Ada banyak orang mengatakan : SIAPA KITA, SIAPA SAYA itu sangat bergantung dengan apa yang kita yakini atau imani. Kalau kita mengimani atau menyakini hidup adalah uang atau harta, maka seluruh pikiran dan hati kita tertuju ke sana, dan bila kita yakini atau imani hidup adalah dunia ini maka kita juga akan ke sana; tetapi bila kita menyakini bahwa hidup adalah Kristus maka pusat hidup kita akan ke sana.
1.                  Respons Yesus terhadap perempuan yang mengurapinya dengan minyak narwastu telah menyatakan apa yang diingini Yesus kita lakukan kepadaNya. Pertama, Yesus mau agar kita mengenalnya dengan baik, mengenal isi hati Tuhan. Bagaimana caranya? Tentunya dengan membaca FirmanNya dan berdoa, baik secara pribadi-pribadi maupun melalui persekutuan. Kedua, Tuhan mau kita mempersembahkan bagiNya persembahan yang terbaik, bukan sisa-sisa; sisa tenaga, sisa pikiran, sisa waktu sisa uang, atau sisa hidup kita. Saya ingin kehadiran kita di LANSIA ini, bukan karena SISA-SISA yang sudah kita miliki, misalnya : sisa-sisa waktu, sisa harta, atau sisa hidup. Namun kita mau katakan secara jujur bahwa AKU INGIN MEMPERSEMBAHKAN SELURUH HIDUPKU SEPENUHNYA TUHAN. Artinya apa pun yang kita kerjakan dan lakukan semuanya dalam rangka memuliakan Dia. Bila itu yang kita lakukan berarti kita sudah menghormati dan memuliakanNya.

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...