Selasa, 04 Maret 2014

Ibrani 4 : 12



"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun;  ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;  ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." 


Banyak orang kalau diperingatkan dengan keras pasti sakit hatinya, tetapi orang disanjung-sanjung walaupun salah pasti senang hatinya. Banyak hamba Tuhan di gareja Protestan  pernah bercerita bahwa ada banyak jemaatnya  mengusulkan supaya khotbah yang dibawakan jangan sampai terdengar menyindir atau memakai topik teguran Tuhan yang keras; “Yang berkat-berkat sajalah, dan jangan lupa pakai banyak humor, supaya jemaat tidak mengantuk.”
Kecenderungan banyak orang hari-hari ini hanya ingin mendengar yang baik-baik saja demi pemuasan telinga mereka. Kalau khotbah berkat, jemaat senang, tetapi sebaliknya jika kotbahnya menyentuh area dosa, maka banyak jemaat pun menjadi bersungut-sungut atau bahkan tersinggung. Ironisnya ada banyak gereja yang berkompromi dengan hal ini. Mereka memilih jalan aman untuk menyampaikan apa yang disukai jemaat untuk didengar. Mereka lebih peduli terhadap kuantitas ketimbang kualitas, hanya memikirkan jumlah ketimbang sampai tidaknya suara Tuhan bagi jemaat mereka.
Wah, bisa kita bayangkan bagaimana para jemaat yang masih belum mengerti betul akan kandungan Firman Tuhan bisa terjebak pada harapan akan kekayaan secara materi untuk diri sendiri.  Bukan lagi Tuhan yang diutamakan, tetapi sisi entertainment atau hiburan lah yang penting bagi mereka, bahkan artis-artis terkenal dijadikan inti dari peribadatan. Promosi pun lebih diutamakan kepada siapa pendeta atau artis yang bakal hadir, itu ditulis besar-besar untuk menjaring orang. Pola seperti ini membuat semakin banyak orang yang cenderung memilih apa yang suka ketimbang mendalami betul apa bunyi Firman Tuhan sepenuhnya.
Beberapa alasan yang cukup krusial sehingga membuat kita menolak firman Tuhan:
1. Konsep firman Tuhan berbeda dengan konsep kita.
Artinya manusia sering terperangkap dalam konsep nafsunya. Dia menganggap segala yang ia lakukan adalah benar dan hanya sedikit melakukan penyelewengan terhadap kebenaran. Saya garis bawahi bahwa yang namanya penyelewengan walaupun itu sedikit tetap namanya penyelewengan, apalagi jika itu berkaitan dengan kebenaran/konsepnya Allah.
2. Kebudayaan mewariskan sistem pemikiran yang bertentangan dengan firman. Ketika kita hidup dalam budaya tertentu maka akan sangat sulit untuk memisahkan diri dari budaya tersebut, sebab kebudayaan itu sudah mengkristal. Berdasarkan realitas ada banyak yang mengaku kristen tapi masih terikat dengan budaya-budaya yang tidak membangun, bertentangan dengan ajaran Tuhan, pola pikir masih terikat dengan hal-hal yang berbau mistis.
4. Mata pencaharian seseorang yang tidak sesuai dengan firman ditegur, dia merasa tersinggung dan melawan. Kita tahu bahwa ada banyak mata pencaharian yang merugikan orang lain, misal: korupsi, menjual minuman keras, menjual obat terlarang, penipuan, dll. Orang-orang ini dalam segi finansial oke, harta berlimpah, namun ia lupa bahwa pekerjaannya itu merugikan dan merusak orang lain. Bisa dikatakan mereka menari-nari di atas penderitaan orang lain. Wajarlah kalau ditegur, sebab ia tidak mengasihi sesama manusia tapi hanya mengasihi dirinya sendiri (sebab ada keuntungan besar yang ia peroleh).

Jujur saja, kadang kala kita terlena dengan Firman Tuhan yang meninabobokan kita. Memang mungkin Firman yang disampaikan ketika kita masih di sekolah minggu adalah Firman yang sederhana. Itu wajar karena kita pun masih kanak-kanak. Tetapi apabila kita sudah dewasa namun kita tetap menginginkan Firman yang “enak”, berarti ada yang salah dengan kita. Sama seperti manusia jasmani kita bertumbuh dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa, demikian juga secara rohani kita juga harus bertumbuh. Jika ketika bayi kita hanya minum susu, kemudian makanan lembut, dan akhirnya makanan keras, demikian juga dengan kehidupan rohani kita, yang juga harus memakan makanan rohani yang keras. Apabila ketika kita mendengar Firman Tuhan yang keras dan kita langsung mundur, maka sesungguhnya permasalahan bukan terletak pada Firman itu, melainkan pada diri kita, karena mungkin saja kita masih anak-anak yang belum siap menerima Firman Tuhan tersebut.
Melalui Firman Tuhan hari ini, jelas mengingatkan kita bahwa Firman TUHAN bekerja memperbaiki diri kita. Bagaikan pisau operasi seorang dokter bedah yang memang dengan sengaja harus disayatkan, membelah, dan memisahkan bagian-bagian tertentu yang menjadi sumber penyakit, demikianlah kuasa Firman TUHAN "membedah" sisi negatif jauh di dalam diri kita, sampai kepada "pertimbangan" dan "pikiran hati" kita.  Sehingga pada akhirnya kita dikuasai penuh oleh Firman TUHAN. Terkadang sakit, tetapi itu adalah obat pahit untuk kesembuhan kita. Paulus mengatakan : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran ( 2Tim.3:16).
Sekarang apa sih manfaat firman yang diperdengarkan kepada kita?
Pertama:
Firman akan memberikan hikmat.
Firman Tuhan yang sudah Allah sediakan bagi setiap kita sebagai umat-Nya, membuat kita berhikmat di dalam mengatur seluruh kehidupan kita dengan benar, sehingga hidup kita dijalani sesuai dengan kehendak-Nya.
Kedua: Firman akan menuntun kepada keselamatan. Keselamatan yang kita idam-idamkan yaitu hidup kekal bersama dengan Yesus Kristus.
Ketiga: Firman menyatakan kesalahan. Pengajaran yang ada di dalam firman menyatakan kesalahan manusia (semua manusia dinyatakan berdosa).
Keempat: Memperbaiki Kelakuan : Selain menyatakan kesalahan manusia, maka Alkitab membangkitkan harapan manusia dengan menjelaskan bagaimana hidup di dalam pola Kristen, sehingga kelakuan lama bisa diperbaiki sesuai dengan firman Tuhan.
Kelima: Firman akan mendidik kita dalam Kebenaran. Dari keseluruhan pengajaran firman di dalam Alkitab, menyatakan pendidikan tentang kebenaran yang berdasarkan kepada Allah.
Biarlah lewat firman kita bersama-sama menjadi pribadi kristen yang dewasa. Setiap firman yang disampaikan kepada kita adalah sebagai cambuk bagi kita untuk mentransformasi (merubah diri) diri mejadi lebih berkulalitas di hadapan Tuhan dan sesama. Terakhir, yang perlu kita ingat pula adalah kebenaran tidak bisa dikompromikan. Berbicara keras tapi menyelamatkan jiwa jauh lebih baik daripada berbicara manis tapi membiarkan satu jiwa berjalan binasa. Kebenaran tidak bisa dikompromikan, perlu keteguhan hati untuk tetap berpegang pada Firman Tuhan. Amin

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...