Jumat, 02 November 2012

Markus 12 : 28 - 34


                   
Tema
Mengasihi Allah dan Mengasihi Manusia
                Tidak bisa dipungkiri bahwa hal mengasihi termasuk yang sangat sering diperbincangkan atau disampaikan di dalam khotbah. Alkitab sendiri mencatat bahwa ada 492 ayat kata kasih atau mengasihi di dalam keseluruhan isi Alkitab menurut versi Terjemahan Baru. Hal ini menandakan bahwa betapa pentingnya hal itu untuk diperhatikan dan dilakukan. Hanya saja sudah beratus kali bahkan beribu kali hal “kasih” disampaikan, namun sepertinya kata itu hanya kata biasa saja, tak ubahnya seperti kata-kata yang lain yang didengar dan dipercakapkan, tanpa memiliki makna yang khusus. Itu sebabnya, masih saja hidup kita di-arus permusuhan dan kebencian antar golongan, suku, agama ; suami-istri yang harus berpisah dari persoalan kecil sampai yang besar;  tawuran anak-anak sekolah; bangsa saling berperang, dll.
            Kasih bukanlah kasih bila tidak dilakukan sama seperti nyanyian bukanlah nyanyian bila tidak dinyanyikan. Oleh karena itu, kasih akan nyata bila diimplementasikan di sini dan sekarang ini. Tidak memandang wajah atau golongan, tidak karena tuntutan dan juga tidak karena “ada apanya”. Kasih harus melepaskan diriNya dari skat atau dinding-dinding keterbatasan, justru kasih itu harus menembus segala perbedaan, melampaui segala jarak dan pemisahan. Mengasihi Tuhan harus sejalan mengasihi manusia, bila kita mengasihi Tuhan tanpa mengasihi manusia, itu sama dengan berdusta (1 Yoh.4:20); tapi mengasihi manusia tidak mengasihi Tuhan, itu sama dengan sia-sia. Aneh rasanya, bila kita mengasihi Allah tetapi kita membenci orang lain, dan bagaimana mungkin kita mengasihi manusia tanpa kita mengenal kasih itu yakni Allah sendiri.
            Yesus menjelaskan di dalam Firman Tuhan minggu ini bahwa Hukum yang terutama di dalam hidup ini adalah : Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu, serta hukum yang sama dengan hukum yang pertama ini adalah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Yesus mau menjelaskan bahwa dua loh batu yang diterima Musa dari Tuhan merupakan penjabaran kasih yang sesungguhnya. Loh Batu yang pertama tentang Hukum 1 – 3 adalah gambaran Kasih kepada Allah, dan Loh Batu yang kedua tentang Hukum 4 – 10 adalah gambaran kasih kepada sesama manusia.
Oleh karena itu, apa yang disampaikan oleh Yesus ini bukanlah sesuatu yang baru melainkan itu sudah ada sejak jaman Musa (bnd.Ulangan 6 : 2 – 7 dan Imamat 19:18). Hal ini menjadi titik balik perihal kehidupan yang memusatkan hidup kepada ritus dan ibadah, namun menghilangkan esensi hidup orang percaya di dalam kehidupan yang nyata. Ritus atau korban persembahan bagi Tuhan memang penting tapi jauh lebih penting bila mengasihi Tuhan dan sesama manusia sebagai ibadah yang sejati.
Saling mengasihi sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia. Namun, manusia sulit melakukannya karena sudah dipenuhi oleh dosa. Manusia harus terus menerus belajar mengasihi, sebab dengan demikianlah manusia memperoleh dua hal. Pertama, memperoleh kebahagiaan di dunia ini. Kita hanya menemukan kebahagiaan di dalam kasih kepada Tuhan dan mengasihi sesama. Betapa menyeramkan hidup ini bila dunia ini dihiasi dengan permusuhan, hidup di dalam kebencian dan niat-niat yang jahat. Kedua, mendapatkan keselamatan. Begitu pentingnya kasih, sehingga rasul Yohanes mengatakan “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut” (1Yoh 3:14b). Dari ayat ini, kita dapat melihat bahwa untuk mendapatkan keselamatan, maka tidak ada cara lain, kecuali mengasihi.
Sebagai orang beriman, maka sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Hanya dengan mengasihi maka manusia memperoleh arti hidup, yaitu kebahagiaan di dunia ini dan pada saatnya nanti kebahagiaan abadi di Sorga. Sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini adalah kekudusan yang kepadanya kita semua dipanggil, seturut dengan kehendak Allah. Mari, mulailah dan bertumbuhlah dalam kasih, sebab kita semua diciptakan untuk mengasihi.Amin                                                                          
           
           

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...