Tema
Mengasihi Allah dan Mengasihi Manusia
Tidak bisa dipungkiri bahwa hal mengasihi termasuk
yang sangat sering diperbincangkan atau disampaikan di dalam khotbah. Alkitab
sendiri mencatat bahwa ada 492 ayat kata kasih atau mengasihi di dalam
keseluruhan isi Alkitab menurut versi Terjemahan Baru. Hal ini menandakan bahwa
betapa pentingnya hal itu untuk diperhatikan dan dilakukan. Hanya saja sudah
beratus kali bahkan beribu kali hal “kasih” disampaikan, namun sepertinya kata
itu hanya kata biasa saja, tak ubahnya seperti kata-kata yang lain yang
didengar dan dipercakapkan, tanpa memiliki makna yang khusus. Itu sebabnya,
masih saja hidup kita di-arus permusuhan dan kebencian antar golongan, suku,
agama ; suami-istri yang harus berpisah dari persoalan kecil sampai yang
besar; tawuran anak-anak sekolah; bangsa
saling berperang, dll.
Kasih bukanlah kasih bila tidak
dilakukan sama seperti nyanyian bukanlah nyanyian bila tidak dinyanyikan. Oleh
karena itu, kasih akan nyata bila diimplementasikan di sini dan sekarang ini. Tidak
memandang wajah atau golongan, tidak karena tuntutan dan juga tidak karena “ada
apanya”. Kasih harus melepaskan diriNya dari skat atau dinding-dinding
keterbatasan, justru kasih itu harus menembus segala perbedaan, melampaui
segala jarak dan pemisahan. Mengasihi Tuhan harus sejalan mengasihi manusia,
bila kita mengasihi Tuhan tanpa mengasihi manusia, itu sama dengan berdusta (1
Yoh.4:20); tapi mengasihi manusia tidak mengasihi Tuhan, itu sama dengan
sia-sia. Aneh rasanya, bila kita mengasihi Allah tetapi kita membenci orang
lain, dan bagaimana mungkin kita mengasihi manusia tanpa kita mengenal kasih
itu yakni Allah sendiri.
Yesus menjelaskan di dalam Firman
Tuhan minggu ini bahwa Hukum yang terutama di dalam hidup ini adalah : Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan
segenap kekuatanmu, serta hukum yang sama dengan hukum yang pertama ini
adalah : Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Yesus mau menjelaskan bahwa dua loh batu yang
diterima Musa dari Tuhan merupakan penjabaran kasih yang sesungguhnya. Loh Batu
yang pertama tentang Hukum 1 – 3 adalah gambaran Kasih kepada Allah, dan Loh Batu
yang kedua tentang Hukum 4 – 10 adalah gambaran kasih kepada sesama manusia.
Oleh
karena itu, apa yang disampaikan oleh Yesus ini bukanlah sesuatu yang baru melainkan
itu sudah ada sejak jaman Musa (bnd.Ulangan 6 : 2 – 7 dan Imamat 19:18). Hal
ini menjadi titik balik perihal kehidupan yang memusatkan hidup kepada ritus
dan ibadah, namun menghilangkan esensi hidup orang percaya di dalam kehidupan
yang nyata. Ritus atau korban persembahan bagi Tuhan memang penting tapi jauh
lebih penting bila mengasihi Tuhan dan sesama manusia sebagai ibadah yang
sejati.
Saling
mengasihi sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia. Namun, manusia sulit
melakukannya karena sudah dipenuhi oleh dosa. Manusia harus terus menerus
belajar mengasihi, sebab dengan demikianlah manusia memperoleh dua hal.
Pertama, memperoleh kebahagiaan di dunia ini. Kita hanya menemukan kebahagiaan
di dalam kasih kepada Tuhan dan mengasihi sesama. Betapa menyeramkan hidup ini
bila dunia ini dihiasi dengan permusuhan, hidup di dalam kebencian dan
niat-niat yang jahat. Kedua, mendapatkan keselamatan. Begitu pentingnya kasih,
sehingga rasul Yohanes mengatakan “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di
dalam maut” (1Yoh 3:14b). Dari ayat ini, kita dapat melihat bahwa untuk
mendapatkan keselamatan, maka tidak ada cara lain, kecuali mengasihi.
Sebagai
orang beriman, maka sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah
Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti
diri sendiri. Hanya dengan mengasihi maka manusia memperoleh arti hidup, yaitu
kebahagiaan di dunia ini dan pada saatnya nanti kebahagiaan abadi di Sorga. Sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan
perintah Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini adalah
kekudusan yang kepadanya kita semua dipanggil, seturut dengan kehendak Allah.
Mari, mulailah dan bertumbuhlah dalam kasih, sebab kita semua diciptakan untuk
mengasihi.Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar