Kamis, 19 Januari 2012

1 SAMUEL 3 : 1 – 10


1 SAMUEL 3 : 1 – 10
Pada masa Hakim Eli, kepemimpinan Israel mengalami kemerosotan moral. Bahkan anak-anak Eli yakni Hofni dan Pinehas tidak menunjukkan sikap sebagai Hakim yang akan melanjutkan tugas sebagai Hakim di hadapan umat pilihan Tuhan. Menurut tradisi hukum/Taurat Jahudi bahwa tugas sebagai Imam adalah turun-temurun yakni dari klan suku Lewi. Itu sebabnya jarang sekali terjadi penglihatan-penglihatan yang dinyatakan Tuhan sebagaimana Tuhan sering lakukan sejak umat Tuhan keluar dari Mesir.  Akhirnya Allah memilih sendiri hakim yang benar dan melanjutkan tugas sebagai pembicara Allah kepada umatNya yakni Samuel.  Samuel sendiri adalah anak sudah lama dinanti-nantikan seorang ibu bernama Hana yang dicap mandul. Itu sebabnya nama Samuel memiliki arti : Tuhan mendengar atau Tuhan mengabulkan (bnd. 1 Sam.1:20).
Samuel masih anak-anak sudah menjadi pelayan Tuhan dibawah pengawasan hakim Eli, usianya 12 tahun. Dia semakin besar dan semakin disukai, baik dihadapan Tuhan dan dihadapan umat Tuhan. Tugas Samuel adalah mengisi minyak zaitun ke dalam kandil di rumah Allah supaya tetap menyala. Kandil tersebut harus tetap menyala sepanjang malam sampai fajar menyingsing menjelang matahari terbit sesuai dengan peraturan Allah. Kenapa kandil tersebut tidak boleh padam sepanjang malam? Para ahli tafsir umumnya berpendapat bahwa kandil yang menyala adalah symbol atau tanda permohonan kepada Allah agar Allah senantiasa menyertai umat Israel. Berarti bila kandil itu mati maka mereka meyakini Allah juga sudah pergi atau tidak bersama mereka lagi. Setiap malam Samuel tidur dekat kandil itu di samping Tabut Perjanjian.
Pada waktu Samuel tertidur itulah Allah memanggilnya. Allah sampai 4 kali berturut-turut hanya dalam satu malam itu. Fakta ini merupakan suatu hal yang luar biasa, sebab sangat jarang Allah memanggil orang yang sama sampai empat kali berturut-turut dalam satu malam. Hitungan waktu sepanjang malam menurut pembagian waktu Yahudi biasanya dimulai dari pukul 00.00 sampai 04.00 dini hari. Itu berarti Allah memanggil Samuel satu kali dalam setiap satu jam.
Pada mulanya, sejak panggilan yang pertama Hakim Eli sudah yakin bahwa suara yang memanggil Samuel adalah suara Tuhan tetapi dalam hatinya Eli menginginkan bahwa itu bukan suara Tuhan. Itu sebabnya sampai tiga kali Eli mengatakan : “Aku tidak memanggil, tidurlah kembali”. Eli sendiri menyadari bahwa Tuhan sudah tidak akrab kepadanya karena dosa-dosanya. Ada keiri hatian Eli karena Allah tidak memanggilnya melainkan memanggil Samuel anak bau kencur.  Berdasarkan laporan Samuel kepada Eli tentang panggilan yang ke dua dan ke tiga, Eli semakin yakin bahwa Tuhan Allah sendiri yang memanggil Samuel. Akhirnya Eli tidak lagi menganggap remeh suara yang memanggil Samuel, sebab suara itu pasti suara Tuhan, sebab itu, setuju atau tidak setuju dia harus takluk dan bersedia untuk menuntun Samuel untuk menjawab panggilan Allah. Itu sebabnya Eli berkata pada Samuel :”Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah : Berbicaralah Tuhan sebab hamba_Mu ini mendengar” (ay.9).
Panggilan yang keempat kali berbeda dengan panggilan yang pertama, kedua dan ketiga, sebab dalam panggilan yang ke empat Tuhan menghadirkan dirinya sendiri yakni : datang, berdiri dan memanggil Samuel. Setelah  itu, Allah memanggil Samuel lagi untuk keempat kalinya, Samuel menjawab dengan pasti, “Berbicaralah Tuhan sebab hambaMu ini mendengar” (ay.10). Makna perkataan Samuel ini adalah menerima respon Allah dan siap untuk melaksanakan tanggungjawab yang diberikan Tuhan kepadanya. Tidak ada sedikitpun di dalam hatinya panggilan Tuhan itu suatu beban namun dengan tulus ikhlas dan penuh sukacita, Samuel ingin melakukan tugas panggilannya walaupun usianya masih muda saat itu.
Renungan
1.      Sampai hari ini Allah selalu menyatakan diriNya. Keberadaan Persekutuan orang-orang percaya, para pemberita Firman Tuhan dan Berita Firman Tuhan itu sendiri menjadi bukti nyata bahwa Allah senantiasa memanggil kita. Sepanjang jaman, panggilan Allah ada yang bersifat personal (pribadi) dan ada juga yang komunal (persekutuan) (bnd 1 Petrus 2 : 9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib) Oleh karena itu, hati-hati bila ada pengakuan seseorang yang mengatakan bahwa dia dipanggil Allah secara pribadi. Sebagai bukti nyata akan kebenaran panggilan dari Tuhan adalah Firman Tuhanlah yang ditonjolkan dan diri Yesus sendiri bukan dirinya secara pribadi.
2.      Kepekaan mendengar dan mengiakan panggilan Tuhan di zaman sekarang sangatlah penting. Ada banyak kebisingan-kebisingan duniawi yang seperti, pengaruh-pengaruh jaman, tuntutan ekonomi, bahkan muncul suara-suara iblis yang sepertinya suara Tuhan (bnd. Singa berbulu domba) membuat kita tidak peka lagi akan panggilan Tuhan, malah kita lebih senang dengan panggilan dunia ini. Itu sebabnya kemerosotan moral dan iman terjadi di mana-mana. Betapa materi, harta dan kedudukan menjadi faktor utama di dalam pelayanan di jaman sekarang ini. Budaya seperti inilah yang membuat gereja mudah pecah bahkan saling menjelek-jelekkan di antara pelayan dan umat itu sendiri.
3.      Mengiakan panggilan Tuhan adalah turut membuat kita menjadi orang yang bertanggungjawab untuk melakukan kehendak Tuhan. Terlebih orang-orang yang dicap sebagai pelayan gereja atau pelayan Tuhan, harus mengutamakan tugas dan tanggungjawab sebagai respon terhadap panggilan karena kita dipanggil Tuhan untuk menjadi umat atau gereja missioner, artinya umat Tuhan yang senantiasa bermisi. Artinya bukanlah menjadi orang yang senang untuk dilayani, dikasihi atau dimengerti orang lain tetapi tidak mau melayani, mengasihi, mengerti orang lain.  Misi Injili yang terpenting saat ini adalah misi ke dalam yakni kehidupan di sekitar kita, antara lain keluarga, anak-anak dan umat kita. Memang perlu bermisi keluar tetapi itu tidak akan berhasil kalau kita sendiri dan keluarga kita terutama anak-anak kita keropos.
4.      Setiap saat Allah selalu memanggil kita melalui panggilan beribadah, panggilan Firman Tuhan. Pertanyaannya adalah apa jawab kita? Jangan biarkan hidup kita seperti Eli dan keluarganya sehingga Allah tidak lagi memperdulikan mereka, sehingga Allah beralih untuk memilih orang yang mau untuk diutusnya. Untuk itu setiap saat, setiap waktu mari perbaiki panggilan Tuhan di dalam hidup kita supaya Allah selalu berkenan di dalam hidup kita. Amin

Tidak ada komentar:

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...