Siapakah si dia itu?
Mungkin tidak sulit untuk menjawabnya melalui berbagai pengetahuan atau
curriculum vitae tentang seseorang itu. Apa lagi bila mengetahui orang yang
terkenal di jaman sekarang ini tidak sesulit jaman dulu. Dengan kemajuan
teknologi internet, facebook dll semua bisa dicari. Namun bila ditanya siapakah
seseorang itu secara dalam, mengetahui apa yang ada di dalam hati dan
pikirannya, inilah yang sulit.
Seperti itulah gambaran tanya jawab antara Yesus dengan para
muridNya. Yesus bertanya kepada murid-muridNya tentang siapakah Dia? Para murid
mengatakan bahwa Yesus itu Yohanes
Pembabtis, Elia, Yeremia atau salah satu dari para nabi. Apa yang dikatakan
murid itu sebenarnya tidaklah salah karena mereka telah melihat dan menyaksikan
langsung apa yang diperbuat Yesus bersama dengan mereka. Seperti yang mereka
ketahui bahwa sangat mirip apa yang dilakukan oleh Yesus dengan nama
orang-orang yang disebut di atas. Namun mereka tidak mengerti pertanyaan apakah
maksud Yesus mengatakan sedemikian.
Itu sebabnya Yesus bertanya kembali tentang siapakah Aku ini?
Pertanyaan ini ingin mempertegas kembali kepada murid-muridNya bahwa apakah
mereka belum mengenal Yesus itu sedemikian dalam. Bukankah mereka telah lama
bersama-sama di dalam pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Mereka telah
menyaksikan mujizat dan khotbah yang disampaikan oleh Yesus. Namun mereka belum
mengenal Yesus dengan sempurna. Bisa saja terjadi hal yang seperti ini di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Misalnya masa berpacaran, walaupun sudah
bertahun-tahun pacaran tetapi belum tentu mengenal secara baik dan dalam
tentang pasangannya. Itu sebabnya sering ketika berkeluarga terjadi salah paham
sehingga menjurus ke cekcok dan perceraian. Setelah cerai, alasan yang utama
disampaikan ke infotaiment atau ke orang lain adalah karena sudah tidak ada
kecocokkan.
Yesus menegaskan kembali pertanyaanNya supaya jangan hanya
tumbuh di dalam pikiran dan hati mereka tentang KATA ORANG LAIN (ninna halak).
Kalau hanya bergantung kepada kata orang ; ini yang membuat kita belum
mengenalnya dengan sungguh-sungguh. Dan bisa saja itu tidak benar, hanya
perkiraan saja.
Petrus muncul dengan pernyataan yang 100 % benar dan sebenarnya
dia sungguh mengenal Yesus. Petrus mengatakan : Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Bila kita
ingin kembali ketika pemilih murid-murid pertama di Matius 4:18-22, Yesus
menjadikan Petrus murid yang pertama. Tanpa ada bantahan dan pertanyaan, Yesus
mengatakan : Mari dan ikutlah Aku? Akhirnya Petrus dan Andreas serta Yohanes
dan Yakobus mengikuti Yesus. Pernyataan Petrus membuat dia menjadi Murid yang
utama bagi Yesus, bahkan Yesus menetapkan atas Petrus gereja awal di dunia ini.
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu
dan alam maut tidak akan menguasainya”, “kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
Sorga, apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan
di dunia ini akan terlepas di sorga”. Betapa luarbiasanya kuasa yang diberikan
Yesus kepada Petrus di situ.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Yesus terhadap Petrus
tentang terbentuknya gereja bukanlah makna harafiah. Tetapi Yesus mau
menjelaskan bahwa melalui pelayanan Petrus dan Iman kepada Yesus akhirnya
munculnya jemaat pertama. (bandingkan di Kisah 2 tentang Pentakosta). Dari
pengakuan Petrus itulah makna Gereja yang sesungguhnya yaitu kumpulan
orang-orang percaya yang dipersatukan di dalam nama Yesus Kristus. Gereja tidak
hanya gedungnya (fisiknya) tetapi gereja juga adalah persekutuan orang-orang
percaya. Yesus pernah mengatakan : barang siapa berkumpul dua atau tiga orang
di dalam namaKu disitulah aku berada.
Pertanyaan yang sangat penting di jaman sekarang ini adalah
apakah kita masih berani menyaksikan nama Kristus di manapun kita berada? Pengakuan
yang dimaksudkan bukanlah hanya sebatas untaian kata-kata yang indah, atau
hanya pemanis di bibir saja. Justeru pengakuan itu lahir dari perenungan yang
sangat dalam dan kesaksian hidup yang terus menerus di dalam hidup kita. Kalau
kita berani menyaksikan bahwa Yesus itu adalah Messias di dalam hidup kita,
maka sejalan atau selaras hidup kita juga harus mengalami transformasi ke arah
Kristus yang kita imani itu. Kekristenan kita saat ini sudah perlu
dipertanyakan kembali apakah kita benar-benar mengatakan seperti Petrus? Atau
mungkinkah kekeristenan kita seperti mercu suar yang hanya berdiam di tempat
dan tidak beranjak ke mana-mana?
Melalui Firman Tuhan ini, Iman kita dipertanyakan kembali :
Siapakah yesus itu sesungguhnya di dalam hidup kita?
Akhir dari Firman ini, Yesus memintakan para murid untuk
tidak memberitahukan dulu kepada orang lain. Yesus melihat bahwa mereka belum
siap untuk menanggung resiko yang akan mereka hadapi tentang kesaksian mereka
akan Yesus. Bahkan Yesus mau mengatakan waktunya belum datang. Karena bila
mereka memproklamasikan tentang Yesus, mereka akan disiksa bahkan dibunuh.
Begitu besar resiko yang akan mereka hadapi karena komitmen mengikuti Yesus.
Tidak mudah sebenarnya mengikut Yesus di jaman sekarang ini. Apalagi bila
mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Namun bila kita mengimani mengikut Yesus
itu sesuai dengan janjiNya di Matius 28 : 20b “Ketahuilah bahwa Aku akan
menyertai engkau sampai pada akhir jaman”. Inilah jaminan yang pasti diberikan
Tuhan kepada kita, bukan jaminan/garansi 1 tahun atau 3 tahun, tetapi jaminan
selama-lamanya. Maka marilah kita selalu menSaksikan Yesus di dalam kehidupan
kita sepanjang masa. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar