Senin, 21 November 2011

Ceramah Tema di Sinode HKBP Distrik XVIII Jabartengdiy


“Dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan[1]
“Tangkasi hamu ma, manang dia lomo ni roha ni Tuhan i”
(Efesus 5 : 10 )
Pdt. Henry H P Butarbutar[2]
A.     Pengantar
Tema Sinode HKBP Distrik XVIII Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Jabartengdiy) 21 – 24 Nopember 2011 di Purwokerto merupakan Tema besar HKBP menyambut  Tahun Penelitian Penggembangan 2012. Oleh sebab itu, tema ini harus mampu mewarnai dinamika rapat dan keputusan-keputusan yang akan diambil untuk mengarahkan kita memasuki tahun litbang tersebut. Seraya kita menggumuli tema ini, kita juga tidak boleh lupa bahwa tahun 2012 adalah Tahun Pesta Rohani HKBP[3] yakni periodesasi fungsionaris HKBP untuk 4 tahun ke depan 2012 – 2016. Ini menjadi pergumulan tersendiri bagi penulis bahwa :”Apakah masih relevan dan krusial tema litbang ini untuk digumuli dan diaplikasikan di tengah desakkan pikiran dan tenaga untuk memasuki arakan-arakan Sinode Godang 2012”?
Setelah setahun mempergumulkan Jubileum 150 tahun melalui daya, dana, tenaga dan pikiran maka tentu kita tidak ingin berhenti sampai di sana. Ada nun jauh di sana sebuah pertanyaan yang besar bagi kita “bagaimana HKBP tahun 2061 di Jubileum 200 tahun-nya  atau tahun 2111 Jubileum 250 tahun”? Seandainya saja  kita tidak lagi sampai di sana lalu apa yang akan kita wariskan bagi generasi HKBP selanjutnya? Sangat tidak bijak kalau ada yang mengatakan : “Itu bukan urusan saya”? “atau biarkan generasi yang akan datang mempergumulkannya sendiri  dengan situasi dan dinamika mereka”.
  Tanpa meng-kesampingkan pesta rohani HKBP 2012, tahun penelitian dan penggembangan HKBP ini menjadi momentum bagi seluruh jemaat dan pelayanan HKBP untuk mengkonstruksikan bangunan teologi, daya dan dana HKBP secara terus menerus demi kemajuan HKBP. Sebenarnya hal tersebut sudah tertuang di dalam Misi HKBP namun kurang diperdalam dan dipertajam di basis jemaat-jemaat. Seharusnya Misi HKBP harus terus dipergumulkan, di-implementasikan serta dikawal demi mengwujudkan Visi HKBP yang sudah ditetapkan.
B.     Posisi Tema dalam konteksnya
1.      Latar belakang konteks
Surat Efesus adalah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus. Dulunya Efesus merupakan ibu kota Asia dari sebuah propinsi Roma. (Drane, 1996. 346). Begitu pentingya kota Efesus sehingga Paulus datang ke sana dan tinggal di sana selama tiga tahun. Dan dari situlah Paulus ke Makedonia dan mendirikan jemaat Filipi, Tesalonika dan Berea (Kis.19:21-26). Efesus merupakan pusat agama kafir. Di kota tersebut terdapat kuil-kuil besar tempat pemujaan kepada dewa-dewi mereka, dan salah satu dewi besar yang dipuja oleh orang-orang di Efesus adalah dewi Artemis (Kis.19:27). Itu sebabnya penginjilan yang dilakukan oleh Paulus di kota  Efesus menimbulkan ketidak nyaman bagi orang-orang kafir.  Bahkan pernah terjadi hura-hara yang besar karena penginjilan dari Paulus yang menentang keberadaan dewa-dewi yang mereka sembah.
Suratnya ini  ia tujukan kepada orang-orang kudus di Efesus atau disebut juga orang-orang percaya[4]  di dalam Kristus Yesus. Dalam Surat Efesus ini kita banyak menemukan tentang “kehendak Allah” (thelema Theou)[5].  Paulus menasihatkan anggota-anggota jemaat di Efesus – anggota jemaat yang dahulu kafir, tetapi sekarang telah menjadi “orang-orang kudus” dan “orang-orang percaya” (1:1) supaya mereka menjadi “penurut-penurut Allah”.    ( Abineno, 1997. 170)
Efesus 5 : 10 sebenarnya masuk di dalam bagian ayat 8 – 14 tentang hidup dalam terang. Paulus mengingatkan mereka bahwa mereka sekarang tidak sama lagi seperti dahulu. Dahulu masih di dalam kegelapan tetapi sekarang telah berubah karena anugerah Tuhan yakni hidup di dalam terang[6].   Terang itu menghasilkan “kebaikan”, kebaikan adalah “kasih dalam perbuatan”. Karena itu hidup mereka harus sesuai dengan situasi mereka yang baru itu. Apa yang mereka uji dan pilih sebagai hasil dari keputusan mereka harus sesuai dengan kehendak Allah. Memang Paulus tidak memperinci hal-hal apa saja yang harus diuji dan menjadi kehendak Allah. Namun Paulus ingin mengajak umat Tuhan mengerti dengan jelas tanggungjawab sebagai anak-anak terang dan ada batas dari apa yang berkenan kepada Allah dan apa yang IA kehendaki.
Terang menyatakan Allah, terang menghasilkan buah tetapi terang juga mengungkapkan apa yang salah. Terang menyatakan kebenaran dan mengungkapkan sifat yang sebenarnya dari segala sesuatu. (Wierbe, 1976. 122). Dan berjalan secara konsisten sebagai anak-anak terang  demi menghasilkan buah terang . Sejak Yesus menjadi terang dunia, Dia selalu berjalan di dalam terang dan melakukan apa yang diinginkan oleh Bapa. Dan sebagai pengikut Tuhan Yesus, kehadiran kita sebagai pengikut Yesus tanpa kecuali harus mendengarkan apa yang di dengar Yesus dari Bapa, dan melakukan apa yang dilakukan oleh Yesus dari perintah Bapa. Roh Kudus menjadi jaminan yang tidak akan pernah berhenti menyertai perjalanan hidup kita. (Louis A.Vos,1967. 232)
2.      Pengertian Etimologis
Salah satu kata yang penting dalam tema ini adalah istilah δοκιμαζοντες  (dokimazontes) atau δοκιμαζο (dokimazo) “δοκιμαζοντες τι εστιν ευαρεστον τω κυριω” (Greek New Testament)  yang diartikan dengan menguji atau membuktikan.  Ada lagi kata yang lain di dalam bahasa Yunani yang mempunyai arti yang sama tetapi bermakna berbeda disebut dengan peirazo (πειραζω ). Dalam bahasa Indonesia, ada perbedaan mendasar antara mencobai dengan menguji, tetapi tidak demikian dalam bahasa Ibrani atau Yunani.  Terkadang kita dibingungkan dengan ayat yang melarang mencobai Allah, di pihak lain ada ayat yang meminta kita mencobai Allah (Maleakhi 3: 10, terjemahan baru, "Ujilah Aku", terjemahan lama "Tjobailah akan Daku")[7]
Dokimazo, yang artinya melakukan pengujian dengan tujuan memperoleh pengakuan Dokimazo bisa mempunyai tujuan yang baik[8] untuk menguji atau memperbaiki sifat seseorang, namun bisa juga bermaksud jahat untuk menunjukkan kelemahan seseorang atau menjebak seseorang untuk berbuat jahat[9]. (Douglas, 1995. 218).. Kata ini pada umumnya berarti pengujian dengan harapan bahwa yang diuji akan lolos, sedangkan peirazo "mencobai" pada umumnya berarti ujian yang dilaksanakan dengan tujuan bahwa yang diuji akan gagal.
Ujian itu menyangkut asal usul mereka, apakah mereka berasal dari Allah atau tidak[10]. Alasan untuk melakukan pengujian tersebut ialah karena banyak pengajaran-pengajaran yang palsu dan bertentangan dengan kehendak Allah. Pengajaran yang berbeda itu di bawah oleh kaum gnostik atau para pengajar filsafat yang menonjolkan pengetahuan empiris.
Pencobaan-pencobaan adalah keadaan-keadaan pengujian, di mana umat Allah menghadapi kemungkinan dua-duanya, yaitu yang baik dan yang jahat, dan diperhadapkan ke berbagai pancingan untuk lebih menyenangi yang terakhir. Tetapi walaupun pencobaan-pencobaan tidak merampas manusia lepas dari kehendak Allah, kenyataannya yang mendorong berbuat salah bukanlah Allah melainkan keinginan diri sendiri. Itu sebabnya Yesus mengajar murid-murid-Nya supaya mereka berjaga-jaga dan berdoa, supaya jangan ‘jatuh ke dalam pencobaan’ artinya jangan menyerah kepada desakannya.
3.      Hal yang berkenan kepada Tuhan
Paulus mengajak untuk menguji apa yang berkenan kepada Tuhan (Efesus 5:10). Untuk mampu menguji, jemaat Efesus harus terus menerus belajar hidup sebagai “anak terang” (ay 8). Istilah “anak terang” dipakai untuk menunjuk pada mereka yang hidup sebagai anak-anak Allah yang taat pada firman dan dalam kasih Kristus. Anak-anak terang adalah pelaku firman Allah yang mengasihi Dia, sebab Kristus sendiri adalah sumber terang. Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. (Yohanes 8:12). Jika kita terus belajar untuk hidup sebagai anak terang, kita akan mampu membedakan mana yang berkenan di hadapan Tuhan dan mana yang tidak. Kepekaan itu akan memungkinkan kita untuk tidak mudah disesatkan, meskipun setiap hari kita hidup berdampingan dengan orang-orang yang mengejar keduniawian. Bahkan kita akan mampu menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan, tipu daya iblis yang terbungkus rapi sekalipun. “Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang” (Ef.5:13).
Kita hidup di sebuah jaman dimana penyesatan hadir dimana-mana, lewat apa yang kita dengar maupun yang kita lihat. Berbagai hal menggiurkan ditawarkan dunia setiap saat. Terkadang kita akan berhadapan dengan jalan-jalan yang kelihatannya baik, namun ternyata berujung pada maut. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Amsal 14:12). Tanpa kepekaan rohani, kita akan mudah terjerumus dalam kegelapan. Karena itu adalah penting untuk tetap hidup sesuai firman Tuhan, tetap bertekun dalam doa dan terus berada dalam bimbingan Roh Kudus. Sudahkah kita memiliki rohani yang peka? Kita anak-anak Tuhan diingatkan untuk bangun dari tidur dan bangkit dari kematian dan terus berusaha untuk menjadi anak terang, dimana Kristus akan bercahaya di atas kita (ay 14).
Kehendak Tuhan juga dipakai untuk menyebutkan segala sesuatu yang diingini Tuhan secara jelas; kehendak ini dapat disebut kehendak Allah yang sempurna, misalnya, adalah kehendak Tuhan yang dinyatakan bahwa semua orang selamat (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9) dan bahwa orang percaya yang sudah selamat tidak terjatuh dari kasih karunia (Yohanes 6:39). Kehendak Allah dapat juga mengacu kepada apa yang diizinkan atau dibiarkan terjadi oleh Allah, sekalipun hal itu tidak secara khusus diinginkan terjadi; kehendak ini boleh disebut kehendak Allah yang mengizinkan. Memang, banyak yang terjadi di dunia ini bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna (misalnya dosa, nafsu, kekerasan, kebencian, dan kekerasan hati), namun Dia mengizinkan kejahatan itu berlangsung untuk sementara waktu, misalnya, keputusan banyak orang untuk tetap tidak diselamatkan sehingga terhilang untuk kekal, diizinkan oleh Allah, karena Ia tidak memaksakan iman yang menyelamatkan kepada mereka yang menolak menerima keselamatan dari Anak-Nya. Demikian pula, banyak kesulitan dan kejahatan yang menimpa kehidupan seseorang diizinkan oleh Allah (1 Petrus 3:17; 4:19), tetapi hal-hal itu belum tentu merupakan keinginan atau kehendak-Nya yang utama bagi orang tersebut (1 Yohanes 5:19).
Ajaran Alkitab tentang kehendak Tuhan bukanlah hanya pada tataran doktrin atau ajaran saja, melainkan implementasi di dalam kehidupan sehari-hari. Cerminan kehendak Tuhan tidak hanya tergambar melalui buah dari perbuatan kita tetapi juga harus muncul dari sumber yang benar (bnd.Mat.12:33-37).[11]
1.      kita harus mengetahui apakah kehendak Allah itu, yaitu kehendak-Nya yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab (termasuk Taurat-Nya). Karena hari-hari ini adalah jahat maka kita harus mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:17).
2.      Setelah kita tahu kehendak Allah yang dinyatakan bagaimana Allah menginginkan kita hidup sebagai orang percaya, kita harus mengabdikan diri untuk melakukan kehendak-Nya. Pemazmur, misalnya, memohon kepada Allah untuk mengajar dirinya melakukan kehendak-Mu (Mazmur 143:10). Permohonan yang sejajar agar Roh menuntun aku di tanah yang rata menunjukkan bahwa pada hakikatnya pemazmur sedang memohon kepada Allah kemampuan untuk hidup benar. Demikian pula, Paulus mengharapkan jemaat di Tesalonika mengikuti kehendak Allah dengan menjauhi kedursilaan seksual dan dengan hidup secara kudus dan terhormat (1 Tesalonika 4:3-4). Di bagian lain Paulus berdoa agar orang Kristen dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah supaya mereka hidup layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal (Kolose 1:9-10).
3.       Orang percaya terpanggil untuk berdoa supaya kehendak Allah terjadi (Matius 6:10; 26:42; Lukas 11:2; Roma 15:30-32; Yakobus 4:13-15); kita harus dengan sungguh-sungguh menginginkan kehendak Allah yang sempurna serta bermaksud menggenapinya dalam kehidupan kita dan kehidupan keluarga kita (Matius 6:10).
Jikalau ini adalah doa dan komitmen kita, kita bisa yakin bahwa masa kini dan masa depan kita ada dalam perlindungan Bapa surgawi (Kisah Para Rasul 18:21; 1 Korintus 4:19; 16:7). Akan tetapi, jikalau ada dosa yang disengaja di dalam kehidupan kita dan pemberontakan terhadap firman-Nya, kita harus sadar bahwa Allah tidak akan menjawab doa-doa kita; kita tidak dapat mengharapkan kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga kecuali kita sendiri berusaha melakukan kehendak-Nya di dalam kehidupan kita sendiri.
4.      Akhirnya, kita tidak boleh memakai kehendak Allah sebagai dalih untuk menjadi pasif atau tidak bertanggung jawab dalam kaitan dengan panggilan-Nya untuk melawan dosa, kejahatan, dan kesuaman rohani. Iblis yang bertanggung jawab untuk zaman sekarang dengan kekejaman, kejahatan, dan ketidakadilannya (1 Yohanes 5:19), dan iblislah yang menyebabkan kebanyakan kepedihan dan penderitaan di dalam dunia (Ayub 1:6-12; 2:1-6; Lukas 13:16; 2 Korintus 12:7). Seperti Yesus datang untuk membinasakan perbuatan iblis (1 Yohanes 3:8), demikian pula dengan jelas Allah berkehendak agar orang percaya memerangi kekuatan-kekuatan jahat itu dengan Roh Kudus (Efesus 6:10-20; 1 Tesalonika 5:8).[12]
C.     Kehendak Tuhan  di  Tahun Litbang HKBP
Jubileum 150 tahun HKBP telah memilih Tema :”Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia; berakar, dibangun dan bertumbuh di dalam Dia” yang didasarkan pada  Kolose 2:6-7. Tema ini pada konteksnya sukacita besar akan kasih karunia Allah yang dianugerahkan bagi HKBP. HKBP di dalam perjalanannya sebagai gereja sering mengalami ujian yang hebat oleh rupa-rupa tantangan dan pencobaan. Namun satu yang pasti bahwa gereja ini tetap berdiri kokoh di atas dasar yang ditetapkan. Selama HKBP tetap tinggal di dalam Dia, dan berakar dalam iman yang kokoh kepada Kristus akan menerima anugerah pertumbuhan yang terarah kepada Allah dan sedahsyat apa pun ujian dan cobaan yang datang akan dapat dilalui.  (Ramlan Hutahean, Bahan Penelaahan Alkitab Jubileum 150 Tahun HKBP. Vi)
Untuk menguji apa yang berkenan kepada Tuhan di dalam terang tema tahun Litbang HKBP 2012 tidak boleh terlepas dari terang tema Jubileum 150 tahun HKBP. Artinya kita harus tetap dulu di dalam Dia, berakar lalu bertumbuh sehingga dapat mengerti akan kehendak Allah.  Sulit rasanya mengenali kehendak Allah bila kita tidak berada di dalam Kristus (en kristo) atau berada di luar Kristus. Sama seperti bagaimana kita dapat menguji kopi pahit atau kopi manis bila kita tidak sama sekali “masuk” ke dalam-nya yakni meminumnya. Apakah cukup dikatakan oleh orang lain bahwa kopi ini pahit dan kopi yang satu lagi manis? Tentu tidak cukup hanya sedemikian.
Soritua Nababan mengatakan di dalam bukunya bahwa kita berada dalam suatu kurun waktu pembangunan yang cepat berkembang. Perkembangan yang cepat ini telah membawa dan mengakibatkan perubahan-perubahan yang besar, mendasar dan menyeluruh. Perubahan besar karena perubahan itu tidak tanggung-tanggung, melainkan acap sangat menakjubkan atau mengejutkan. Perubahan mendasar karena perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan luar atau di permukaan, melainkan sangat mendalam sampai ke akar-akar kehidupan. Perubahan menyeluruh karena perubahan itu tidak hanya terbatas pada bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya, melainkan juga mempengaruhi nilai-nilai agama dan iman. (Nababan,1994.476).
Sejalan dengan apa yang disampaikan Nababan bahwa dunia yang kita diami mengalami perkembangan dan perubahan yang luar biasa. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia semakin kecil dan datar. Seolah-olah kita berada di sebuah kampung, nama-nya kampung global (global village). Einar Sitompul menegaskan bahwa globalisasi hanya bentuk fisik kehidupan sekarang, tetapi bentuk non-fisiknya ialah cara pandang, sikap dan gaya hidup yang berbeda. Einar melanjutkan bahwa generasi tua masih meyakini kekuatan budaya primordial, sedangkan yang muda telah memiliki cara pandang yang sangat berbeda. Generasi muda menjadi dinamis dan suka akan kemajuan. Mereka tidak lagi merasa terikat dengan lembaga (HKBP) yang telah membentuk mereka sejak awal. Kaum muda ingin me-redefinisi konsep kehidupan baik tentang pernikahan, keluarga, budaya, penghayatan religious, pergaulan, seks, dsb). (Sitompul,Einar, 2011.3-4)
HKBP yang sudah berumur 150 tahun mempunyai hutang yang harus dibayarkan kepada generasi yang akan datang dan juga para missionaris yang telah meletakkan dasar perjalanan HKBP ke depan. Pertanyaan yang mendasar adalah apa yang telah dilakukan HKBP di dalam memahami kehendak Allah? Jangan-jangan bukan kehendak Allah yang kita nyatakan di dalam tugas dan pelayanan kita melainkan kehendak kita atau kehendak manusia. Bukankah begitu banyak jemaat HKBP yang tidak datang lagi ber-ibadah, lalu apa yang kita perbuat untuk mereka. Menurut St. Dr.Payaman Simanjuntak tingkat kehadiran jemaat HKBP untuk beribadah baik di gereja atau kebaktian-kebaktian lainya hampir 25 % sampai 50 % , baik warga HKBP yang ada di Bona Pasogit dan di tano parserahan. (Simanjuntak Payaman, 2011. 97). Belum lagi warga HKBP yang tersangkut kasus-kasus hukum baik pencurian, pembunuhan seperti kasus begu ganjang di Bona Pasogit, korupsi dll.
Berbagai persoalan yang menerpa HKBP seperti penutupan gereja dan tindakan diskriminasi penerbitan peraturan-peraturan daerah (perda) yang akhirnya membatasi ruang gerak pelayanan kita harus menjadi sorotan utama. Persoalan penutupan gereja dan sulitnya izin mendirikan gereja ibarat puncak gunung es yang menunggu kapan mencair lalu menghatam kehidupan ber-agama. Hal ini akan menjadi bom waktu bila tidak diantipasi dengan baik dan benar.
Bahkan sudah saat-nya HKBP juga tidak hanya sibuk mengurus tubuhnya sendiri. Walaupun sudah ada yang dibuat HKBP bagi komunitas lain seperti terjadinya bencana alam di Aceh, Nias, Mentawai dan Jogyakarta bahkan mungkin banyak lagi lain-nya, namun sifatnya selalu dadakan dan terkesan tidak ter-organisir dengan baik. Itu sebabnya sering terjadi mis-pemahaman dan mis-komunikasi antara penentu kebijakan dan pelaksana lapangan. HKBP yang memiliki potensi besar baik dari segi kuantitas dan kualitas dituntut untuk berbuat lebih besar lagi. Jangan hanya pula nama HKBP besar namun output bagi dunia sekitar nya tidak besar atau kecil sekali seakan gema-nya hanya terdengar di dinding-dinding gereja HKBP sendiri. Mengutip apa yang pernah dikatakan oleh dosen saya Pdt.Yonky Karman, Ph.D di ruang kelas STT-Jakarta tgl.31 Oktober 2011 dengan persoalan GKI Yasmin, seharusnya HKBP juga harus hadir memberikan kontribusi nya di sana supaya gaung HKBP yang besar dapat menjewer telinga pemerintah di negeri ini.
Untuk itu kehendak Allah harus dipahami bukan lagi sebatas ke dalam gereja tetapi juga ke luar gereja, tidak hanya urusan ritus agama tetapi juga menyangkut kompleksitas kehidupan manusia dan dunia. Mewujudkan kehendak Allah di dalam pelayanan holistik-nya adalah dengan menembus pakem-pakem kekakuan umat dan pelayan untuk berbuat sesuatu, seperti model asal bapak senang (ABS), patriachat (klan kebapaan), senioritas dan junioritas, pendeta yang paling tahu sedangkan jemaat tidak, dll. Menembus pakem kekakuan bukan lantas kita bertindak sesuka hati namun tetap dijalan kehendak Allah.
D.    Catatan Penutup
1.      Mengetahui kehendak Allah adalah hal yang sangat mendasar di dalam kehidupan kita sebagai pelayan dan warga gereja. Untuk mengetahui kehendak Allah tidak cukup hanya tinggal diam tetapi hendaknya kita menguji atau berusaha mengenal mana kehendak Allah dan yang tidak kehendak Allah. Untuk itu dituntut setiap pelayanan Tuhan dan warga jemaat meningkatkan sumber daya manusianya (SDM) dan juga melaksanakan penelitian dan penggembangan.
2.      Potensi HKBP dengan warga jemaat sekitar 4 juta orang, termasuk terbesar di Asia, tersebar di 26 Distrik, 628 Ressort dan 3.226 Huria digembalakan oleh 2.590 orang Pelayan tahbisan[13]  sangat dimungkinkan menjadi pionir dan ujung tombak di tengah kehidupan kebangsaan dan menegera untuk meng-rekonstruksikan dan men-demonstrasikan kehendak Tuhan di dalam kehidupan ini.
3.      Tuntutan akan peranan dan keterlibatan HKBP yang lebih besar lagi di pergulatan republik ini dalam menjawab isu-isu global tidak lantas melupakan apa yang terjadi di tubuh HKBP sendiri. Ada begitu banyak persoalan yang terjadi di dalam tubuh HKBP akhir-akhir ini seperti rendahnya kehadiran jemaat mengikuti ibadah di HKBP. Menurut Payaman Simanjuntak tingkat kehadiran jemaat di Kebaktian dan partangiangan di daerah parserahan dan bona pasogit hanya sekitar 25 – 50 %. Pertanyaannya dimana 50 % lagi? Belum lagi, ada warga HKBP dan pelayannya yang terlibat dalam hal-hal yang tidak terpuji seperti pengedar dan pengguna narkoba, korban penyakit HIV/AIDS, penjudi, pencuri,  koruptor dan lain-lain. Perbedaan paradigma pelayanan antara generasi muda dengan generasi tua serta pelayan tua dan pelayan muda bukanlah perkara yang ringan namun ini perlu disingkapi dengan serius. Apalagi generasi muda dan pelayan muda ingin cepat-cepat me-redefinisikan semua konsep kehidupan (perkawinan, keluarga, budaya, religius, pergaulan, seks) sesuai dengan alur keinginan mereka, yang tentu berbanding balik dengan sikap primordialisme kaum tua.
4.      HKBP juga belum berhasil memobilasi pengumpulan dana dalam jumlah besar seperti program Dana Tetap, Dana Pensiun dan Asuransi Kesehatan. Apakah hal ini disebabkan rendahnya partisipasi jemaat dan para pelayannya mendukung dan menunjang pelayanan HKBP atau  ada faktor lain misalnya hilangnya trust (saling mempercayai) atau jemaat dan pelayan HKBP tidak mengenal bahwa program tersebut adalah salah satu implementasi kehendak Tuhan.
5.      Kita juga tidak bisa menutup mata munculnya perda (peraturan-peraturan daerah) yang mempersempit dan membatasi gerak langkah HKBP ke depan. Penutupan gereja dan sulitnya mengurus izin gereja berdampak juga sulitnya warga HKBP mengisi jabatan penting di pemerintahan dan pembatasan penerimaan warga HKBP menjadi karyawan perusahaan.  Menyambung apa yang dikatakan oleh Payaman Simanjuntak maka warga HKBP dan Pelayannya harus terus-menerus meningkatkan kompetensi kerja atau keahlian, sikap moral dan tanggung jawab, penguasaan teknologi informasi.  Hal ini juga ditegaskan oleh R E Nainggolan[14] di ceramah sub Tema Rapat Pendeta tahun 2009 bahwa ada kesadaran yang kuat bahwa HKBP merasa ditantang untuk mengembangkan sikap kritis untuk mengerti dan memahami kehendak Allah. Perubahan zaman yang sangat cepat mengajak kita untuk berbenah diri memasuki era dan arena misi pelayanan HKBP di tengah-tengah dunia ini. Tidak cukup hanya larut dalam ritus dan ibadah melainkan memasuki kehidupan jemaat, mendampingi (pastoral), memperkuat dan  mewujudkan peningkatan taraf hidup masyarakat.  Fenomena globalisasi sangat kompleks dan telah berada bersama dengan kita. Dunia tidak lagi dibatasi jarak dan waktu yang secara massif dan terang-terangan mengakibatkan pergeseran nilai, budaya dan agama.
6.      Perwujudan kehendak Tuhan di dalam kehidupan ini dan di tengah perjalanan HKBP ke depan haruslah di mulai dari diri sendiri. Setiap warga jemaat, para pelayan (6 tohonan di HKBP) dan secara khusus yang memiliki otoritas atau wewenang menentukan kebijakan di dalam kehidupan ini dan di HKBP haruslah memahami sungguh-sungguh bahwa mereka ditetapkan oleh Tuhan untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Selamat bersidang.
Daftar Acuan
1.      Abineno, J.L.1997. Tafsiran Alkitab surat Efesus.Jakarta : BPK-Gunung Mulia
2.      Douglas, J.D (Peny.).1995. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
3.      Drane, John.1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta : BPK-Gunung Mulia
4.      Hutahean, Ramlan.Bahan Penelaahan Alkitab Jubileum 150 Tahun HKBP. Tarutung : Kantor Pusat HKBP
5.      Nababan, S.A.E. 1994. Mencari keseimbangan: enam puluh tahun Pdt.Dr.S.A.E.Nababan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
6.      Nainggolan, R E. 2009. Pandangan Peran dan Harapan Jemaat terhadap pelayanan Gereja. Tarutung : Percetakan HKBP
7.      Simanjuntak, Payaman. 2011.Mengembangkan Pelayan HKBP Berdasarkan Firman dan Penelitian.
8.      Sitompul, Einar. 2011. Tantangan dan Pelayanan HKBP pada era dan arena baru Misi dalam Acara Syukuran 25 tahun Tahbisan Pendeta Ramlan Hutahaean. Jakarta
9.      Wierbe, warren W.1976.Kaya di dalam Kristus.Bandung : Kalam Hidup
10.  Vos, Louis A.1967.New Testament Commentary. Michigan : Grand Rapids



[1] LAI ( Lembaga Alkitab Indonesia), sedangkan BIS diterjemahkan dengan “Berusahalah mengenal apa yang menyenangkan hati Tuhan”.
[2] Disampaikan pada Sinode HKBP Distrik XVIII JABARTENGDIY di Purwokerto, tgl.22 Nopember 2011
[3] Penulis ingin memakai istilah Pesta Rohani membedakan pesta demokrasi di ranah politik. Walaupun di realitasnya bahwa Pesta Rohani yang seharusnya Allah-lah yang memerintah untuk menetapkan duta-duta Allah di Gereja-Nya sering tercoreng  karena memasuki gelanggang kekuasaan dan otoritas manusia.
[4] Orang-orang percaya (pistoi) sama dengan orang-orang kudus (hagioi). Ini menunjukkan bahwa orang tidak kudus tanpa percaya dan mereka tidak dapat percaya kalau mereka bukanlah orang-orang kudus.
[5] Kehendak Allah adalah yang telah memilih, menyelamatkan dan memberi hidup kepada kita (bnd.2:1-5). Karena itu Paulus membangunkan (mengajak, menasihati) anggota-anggota jemaat di Efesus, supaya mereka berusaha agar kehendak Allah itu mereka ketahui (5:10) dan pahami (5:17), hayati dan laksanakan (6:6) dalam hidup mereka.
[6] Terang (phos) bukan saja hendak mengatakan bahwa mereka berada dalam atau diterangi oleh terang (bnd.1:18; Ibr.6:4) tetapi bahwa mereka adalah terang, bukan terang dari diri mereka sendiri, tetapi terang di dalam Tuhan, karena itu mereka harus hidup sebagai “anak-anak terang” (tekna photos)
[7] Bnd. Maleakhi 3:10
LAI TB, Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Alkitab Terdjemahan Lama 1958, Bawalah olehmu akan segala perpuluhanmu kedalam perbendaharaan rumah-Ku, supaja adalah makanan dalam rumah-Ku; dan tjobailah akan Daku dengan demikian, kalau-kalau tiada Aku membukai akan kamu segala pintu langit dan mentjurahkan kepadamu berkat jang tiada sempat kamu taruh; demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam!
[8] Di dalam 1 Kor.11:28 tentang Perjamuan Tuhan atau Perjamuan Kudus. Dikatakan bila seseorang ingin masuk di dalam Perjamuan Kudus maka orang tersebut hendaklah menguji diri masing-masing, apakah layak dan mau meninggalkan segala dosa-dosanya untuk ikut di dalam Perjamuan Kudus.
[9] Bndk. Dalam Matius 4 : 1 – 11 : contoh yang sederhana adalah pencobaan yang dilakukan oleh Iblis terhadap Yesus Kristus di padang gurun. Iblis tidak menguji bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah atau tidak, tetapi ia mencobai agar Yesus Kristus jatuh, berubah statusnya dari taat kepada Allah menjadi taat kepada Iblis.
[12] Sumber: The Full Life Study Bible, Life Publishers International © 1992 dalam http://www.sarapanpagi.org/kehendak-allah-vt30.html

[13] Sumber Prof.Dr. Payaman J Simanjuntak, Mengembangkan Pelayan HKBP Berdasarkan Firman dan Penelitian, dalam Buku Panduan Rapat Pendeta & Sinode HKBP Distrik XIX Jakarta 2, 23-26 Oktober 2011 di Lembang-Bandung. 96
[14]  R.E.Nainggolan, Pandangan Peran dan Harapan Jemaat terhadap pelayanan Gereja (Pendeta) dalam Ceramah Sub Tema Rapat Pendeta 3 – 7 Agustus 2009 di Tarutung, Pematang Siantar : Percetakan HKBP. 146

Jumat, 18 November 2011

Ev. Matius 12 : 33 - 37

Ev. Matius 12 : 33 – 37 Ep.
Tema
IBANA do DEBATA

“Molo hau na denggan sinuan na denggan ma antong parbuena; molo hau na roa sinuan, gabe roa do parbuena, ai matua sian parbuena do tandaon hau. (33) E hamu anak ni ulok, tung tarbahen hamu angka na jahat ima manghatahon hata na denggan? Ai ia i na manggohi roha, matua ido hatahonon ni pamangan (34) dirungkari halak na denggan roha do angka hadengganon sian arta na denggan na pineopna i ; jala anggo halak na jahat roha, angka hajahaton do rungkaranna sian na jat na pineopna hian (35) Alai hudok ma tu hamuna : Ingkon maralus do jolma sogot di ari uhum i taringot tu nasa hata na so gabeak na hinatahonna i (36) Ai marguru tu angka hatami do ho pintoranna manang uhumonna sogot (37)”
Dipatuduhon Jesus do hadirionNa di turpuk on songon Debata na marhuaso di sude gulmit ni ngolu ni portibi on nang angka setan pe. Di jolo ni turpuk on dipamalum Jesus do sada halak partondi na hodar, mapitung jala na ngungu. (22). Gabe tarhalomong ma halak na torop i mambereng angka na masa i. Jala sungkun-sungkun di roha nasida na mananda Jesus : Nda tung on Anak ni si Daud ulaning. (23). Alai anggo halak Parise ndada porsea na niulaon Jesus di uju i, sai torus do nasida mandok : si beelsebul, induk ni angka sibolis do dipangasahon Ibana, laho pabalihon angka tondi na hodar” (24).
Alai diboto Jesus do pingkiran ni roha nasida na mambahen asa gaor jolma na mangihuthon Ibana. Dibahen nasida do isu-isu na paroahon Jesus umbahen didok huaso setan do dipake Jesus. Ndada holan manulak Jesus nasida songon Debata alai laos dohot do nasida mandok Jesus songon beelsebul. Ndada holan manulak na binahen ni Jesus i nasida, alai gabe mandok hata so hata. Ido alana didok Jesus do angka halak farise i songon anak ni ulok. Gombaran ulok (ular beludak) na berbisa tingkos do tu angka halak farise i, ai metmet situtu do ulokki alai molo nunga hona pargut pintor mate (tidak ada ampun).
Dipatorang Jesus do ia hata manang pangalaho ni jolma doshon do i songon Parbue, molo hau na roa sinuan roa do parbuena, alai molo parbue na denggan disuan denggan do nang parbuena. (33). Diondolhon Jesus do dison hinaringkot ni Hau ndada parbuena. Jotjot do molo bandel/jungkat dakdanak pintor tadok do anak na so hasea, hape lupa hita hauna i ima natoras na do mambahen jungkat jala bandel dakdanak i. Isarani rupani, ndang marsitutu natorasna mangajari, pasingothon asa denggan dakdanak i.
Disi do diida Jesus pangalaho di halak farisi na so sadalan angka na niula nasida dohot na diparsiajari. sahalak partangiang do nasida hape dao hian do rohana sian Debata, na mangulaon sabbat secara sempurna. Hape holan kepalsuan do na dipatuduhon nasida. Songon na masa nuaeng on ima zaman make up, na boi polesan boi i gabe bagak jala uli muse, alai anggo na dibagasan tung marasing situtu. Unang lupa hita sumber na litok pasti do haluar sian i na litok.
Adong do piga-piga maksud ni Jesus marhite tuduson hataNa on ima :
1. Sumber na denggan paruarhon angka na denggan
Tung tingkos do hata mandok sian parbuena do tandaon hau na. Molo ndang denggan parbuena ndada cukup holan paturehon parbuena alai ingkon dohot do sumberna. Molo naeng denggan hita ingkon do dibagasan sumber na denggan ima Kristus i. Ai ndang tarbahen portibi on padengganhon dirina ala nunga gok dosa dohot haholomon. Didok di 2 Korint.5 : 17 “Asa molo dibagasan Kristus halak na tinompa na imbaru ma i. Nunga salpu pangalaho na robi gabe na imbaru”.

2. Panghataion na denggan luar sian motivasi na murni
Didok hata batak : Lamotlamot hata ni begu, risirisi hata ni jolma. Alani unang pintor dibondut angka na tonggi dohot unang pintor dihutaon angka na paet. Na membedahon halak Kristen dohot angka na so porsea mangulaon na denggan ima sian motivasina (motifna). Halak na mangulaon na denggan sian motivasi na so denggan tontu ingkon araponna naumbalga muse sian naung dibahenna i, alai halak naung dibagasan Kristus ndang adong pola motif-motif na asing sibahenonna siala nionjar sian roha na murni, haporseaon na mangolu di bagasan Kristus.
3. Panghataion na marhuaso haluar sian roha na mabiar tu Debata
Didok angka na asing “apalah arti sebuah perkataan” alai unang salah hita hata pe marhuaso do. Ai boi do jolma maningkot holan alani sada hata na so tutu didok tu halak na asing. Alani ganup angka panghataion na so marimpola ( na gabeak) dohot na marimpola (na so gabeak) ingkon dipertanggung jawab on do di ari paruhuman i. didok Jesus “Ai marguru tu angka hatami do ho pintoranna manang uhumonna sogot” (37). Alani i angka anak ni Debata ingkon marasing do hata na luar sian pamanganna sian angka anak na so dibagasan Debata. Angka anak ni Debata paluarhon hata na marhuaso, na bermakna jala gabe pasu-pasu. Alani ingkon dibagasan na mabiar tu Debata do hita mandok hatanta.
4. Panghataion na denggan jala sintong patuduhon hasintongan
Dipatuduhon Jesus do hataNa na tegas jala koras pasingothon angka halak farise ai memang hasintongan do i. Ndada sarupa tu hata ni sibolis na jotjot laho papodomhon, pageok-geok pinggol alai mambahen gabe sega jala mago. Hata hasintongan ndada boi sarombang dohot hata ni portibion na godang angka kompromi. Manat jala jaga hita di hata ni sibolis doshon songon racun sahali do dipargut alai nenget-nenget pamatehon.

Didok hata ni Debata “Tangkasi hamu ma saluhutna, na denggan ima tiop hamu” (1 Tes.5 :21) ; unang ma ganup tondi haporseai hamu, unjuni hamu ma manang na sian Debata angka tondi; ai nunga borhat torop panurirang pargapgap tu portibi on” (1 Joh.4 : 1). Naeng ma tauji jala tabahen ruji-ruji di ngolunta on ? Nunga tahe dibagasan habadiaon angka Hatanta jala dibagasan roha na denggan. Songon didok Paulus : “Ndada ahu be na mangolu i nuaeng; Kristus do mangolu dibagasan ahu. Ia mangolu pe ahu nuaeng dibagasan daging, mangolu marhite-hite haporseaon di anak ni Debata” (Gal.2:20)

Tarlumobi di minggu ujung taon parhuriaon jala naeng masukonta sada taon naimbaru muse tontu naeng ma diparborhat hita dibagasan parbue na denggan sian hau na denggan dibagasan Tuhan. Nian ndang taboto andingan do ro paruhuman i, alai songon halak porseya hita ingkon paradehonta do dirinta tusi. Amen.

Selasa, 08 November 2011

Ev. Matius 10 : 34 – 39
Tema
“Ise do siihuthonta di portibi on”

Patujolo
Songon na maol do nian manjalo hata ni Jesus on? On ma sada sian piga-piga hata ni Jesus di Bibelta didok Perkataan Kontroversial (bertentangan). Toho do Jesus mamboan podang ndada mamboan dame? Hape molo tabereng sian panghobasionNa ndada Ibana mamboan Podang alai dame do. Dipatuduhon Jesus do holong ni rohaNa tu angka na pogos, angka na metmet jala angka halak pardosa. Alani dia do sasintongna didok disi :”Unang ma dirimpu rohamuna, na mamboan dame Ahu umbahen na ro tu tano on : ndada na ro Ahu mamboan dame, tung podang do”.

Hatorangan ni Turpuk
a. Dame na sejati vs. Dame na Palsu (ay. 34)
Tingkos do nian Jesus ro tu portibion mamboan dame, alai ingkon sungkunonta do muse dame na songon dia do maksudna disi? Boi do dame di sasahalak alai mangulaon hajahaton manang angka na so denggan. Tontu ndada si songoni maksud ni Jesus dison, alai dame na marasing situtu do di roha ni jolma nang portibi on. Ai mardame sada bangso tu bangso na asing manang sahalak tu halak na asing siala di mulanai marbadai dohot marporang dungkon i didok ma gencatan senjata laos ndang marsipangkulingon. Dame na diboan Jesus ima na didok Shalom (PL) manang Eirene (PB) na marlapatan do i situasi dohot kondisi na gok las ni roha jala jongjong Hata ni Debata. Ido alana Jesus ro mamboan podang. Podang dison lapatanna ima songon gaya bahasa metafora (perbandingan) na marlapatan HATA NI DEBATA (Firman). Di Heber 4 : 12 didok tangkas :”Ai na marngolu do Hata ni Debata jala marpanghorhon, jala tumajom sian nasa podang siduababa, jala torus do disirang hosa dohot tondi, ringring dohot utokutokna…”. Ido umbahen podang manang didok Hata ni Debata laho manirang/mamotong angka na so denggan sian na denggan; manirang na sintong sian na so sintong dohot angka na asing. Jesus ro laho manirang angka na palsu sian angka na asli, angka na munafik sian angka na sejati. Jadi dame na diboan Jesus ndada dame na palsu alai dame na sejati.
b. Keluarga na Semu vs. Keluarga na Sejati (ay. 35-36)
Podang (Hata ni Debata) na diboan Jesus mangonai do tong tu ngolu par-keluargaan, ngolu parbangsoan dohot ngolu pribadi. Didok do “Pabadahon anak tu amana, boru tu inana, parumaen tu simatuana boru, jala tung donganna sajabu gabe musu ni jolma i.”. Tangkas do taboto Natoras ingkon diparsangapi angka ianakhonna do. Tongkak manang tabu do molo ianakhon mangalaosi patik/poda ni natorasna. Nian tung denggan do i, alai porlu jamot jala tangkas do di hita natoras sisongon dia do na ingkon dioloi ianakhonna? Songon didok di bibelta on ndada natoras na mangintali ianakhonna, na mamboan tu ngolu na so denggan, alai natoras na unduk jala patuh tu Debata. On ma didok Jesus ingkon sirangon do i. Ndang boi sadalan lomo ni roha Debata tu lomo ni roha sibolis.
Alani i didok dison ingkon adong do prioritas di ngolunta, tu ise do rohanta dohot ngolunta? Ai jotjot do ngolu parumatanggaon mangabati hita laho marsaor dohot Debata, manang olo do keluarga (natoras, simatua, ama/ina, dna) manundati hita ro tu Debata.
Tung tangkas do didok Jesus molo mangihuthon angka na bonar manang na sintong mambahen hita dipasisi/dipaholang sian hariburon portibi on. Mangihuthon Jesus ndang boi haputusan ni halak manang keluarga alai ingkon haputusan pribadi do, panghorhonna pe tu pribadi marsasahalak do ndang tu halak na asing. Alanii konsekuensi/dampak na timbul molo botul-botul hita mangihuthon Jesus di portibi on, boi do sirang hita sian keluarga alani pilihan i, alai ingkon pos do rohanta gabe jumpang keluarga na baru dibagasan haporseaon tu Kristus.
c. Holong na Sementara vs. Holong na manongtong (ay. 37-39)
Diuduti Jesus do songon hatorangan na di ginjang i marhite pandohan :”Na humolong roha di amana manang di inana asa di Ahu, ndang tama i sisean Hu”. Naeng dohonon Jesus marhite hataNai asa unang terikat hita tu ngolu ni keluarga. Adong do saran na bijak sian apostel Paulus na mandok :”Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan yaitu waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristri harus berlaku seolah-olah tidak beristri, orang menangis seolah-olah tidak menangis, orang-orang bergembira seolah-olah tidak bergembira, dll”. Ngolu di portibi on memang ingkon seolah-olah do nang pe nyata jala boi tahilalaon sudenai, alai di ujungna ingkon marujung do sudena.
Jala lam tangkas muse didok Jesus do taringot na mamorsan silang dohot na mangihuthon Ibana. Halak na mamorsan silang ima halak na siap manuhuk angka na hansit,parungkilon dohot na parir alani mangihuthon Jesus. Ido alana Jesus ndada holan manaringoti ngolu di portibi on manang ngolu na jempek i alai tu ngolu na manongtong do. Alai syarat asa manjalo ngolu na manongtong na sian Tuhan i, ingkon do na olo sumeahon hosanna tu Tuhan i.
Dison ma didok Jesus manang songon dia pe holongta tu keluarga nang natorasta dohot angka jolma na asing naeng ma ditoru holong tu Debata. Molo hummolong do rohanta tu keluarga sian holongta tu Debata pasti ndang adong loyalitas ta Debata, Alai molo holongta umbagas tu Debata hataridaan nai ingkon holong do muse hita tu keluarga, natorasta dohot angka jolma na asing.

Sipahusorhusoran ni Jamita :
1. Sada hal na mansai ringkot dipangido sian turpuk on ima LOYALITAS PENUH TU JESUS. Ndang boi tanggung-tanggung manang setengah-setengah. Ai molo hita unduk (loyal) tu Tuhan Jesus saleleng ni ngolunta, Ibana pe hatindanghononNa ma hita di jolo ni Ama i. Alai sebalikna molo ndang loyal hita/ manang unduk tu Debata, nang Jesus pe pasoadahononNa ma hita di jolo ni AmaNa.
2. Mamillit laho mangihuthon Jesus dos do i songon mamillit dongan saripe ima ingkon sahat do tu na mate. Alani adorang so pilliton dongan saripe niba porlu do pertimbangan na matang jala ingkon botoon saluhutna angka panghorhonna na naeng masa tu jolo, ndang boi holan manjalo na tabo alai ndang olo manuhuk na hansit. Sudena porlu do pertimbangan na bijak sian ngolunta termasuk mamillit Haporseaonta manang tu ise. Songon hea didok Jesus :”Ai ise hamu na giot pajongjong palas-palas na so jumolo hundul mangetongi sipalahoonna tusi manang na boi laho patulushon? Unang jolo dipauli jolo ojahanna, hape ndang tuk gogona pasahathonsa, gabe suraha ni sude halak na marnidasa ibana.” ( Lukas 14 : 28 – 29 )

Senin, 07 November 2011

Jamita Partumpolan

Rut 1 : 16 – 17
Jemaat yang dikasihi Tuhan !


Ada pepatah Batak mengatakan : ‘Togu Urat ni Bulu, Toguan Urat ni Padang, Togu nidok ni Uhum, Toguan nidok ni Padan”, artinya Sekuat-kuatnya ikatan hukum, lebih kuat ikatan Janji. Bagi Orang Batak Janji adalah komitment yang harus diijalankan bahkan sampai generasi ke generasi berikutnya. Janji itu disebut PADAN. Ada Janji ( padan ) di antara marga-marga Batak, sebagai contoh : padan antara marga Nainggolan dan Siregar, padan marga Sitompul dan marga Tampubolon, padan marga Sihotang dan marga Lumbangaol, dst. Janji (padan) tersebut tidak tertulis namun sangat kuat dan teguh diyakini serta dipedomani. Tidak boleh ada melawan atau melanggar, sebab dikuatirkan pasti menimbulkan efek kurang sedap. Di kekristenan juga “Janji atau Komitmen” sangatlah penting. Janji dengan sesame manusia terlebih janji kepada Tuhan.

Demikian juga dalam gereja HKBP, proses pemberkatan pernikahan selalu diawali dengan Acara “Ikat Janji ” atau “mar-PADAN di jolo ni Debata” yang biasanya dilakukan 2 minggu sebelum acara pemberkatan nikah. Mengikat janji inilah disebut dengan Martumpol. Dalam kegiatan martumpol dilibatkan sejumlah pihak keluarga berdasarkan Dalihan Na Tolu, yakni dari pihak PARANAK dan PARBORU. Patumpolon merupakan pengikatan janji iman antara kedua mempelai, dan kedua pihak dari Paranak dan Parboru, dengan didampingi oleh para pelayan sebagai janji.

Jemaat yang dikasihi Tuhan !
Ada begitu banyak tokoh di dalam alkitab yang melakukan ikatan perjanjian yakni : antara Adam dan Tuhan, Abraham dan Tuhan, Ishak dan Yakub dan juga di dalam khotbah kita hari ini antara Ruth dan Naomi. Kita bisa melihat disana, setiap yang taat melaksanakan perjanjian maka mereka akan hidup berbahagai tetapi yang melanggar perjanjian seperti Adam kepada Tuhan, dia akhirnya mengalami kesusahan.
Salah satu contoh adalah Rut, wanita Moab menantu Naomi. Belum lama menikmati kebahagiaan dalam berumah tangga, bencana terjadi. Keadaan menjadi berubah seketika: suami Naomi meninggal, demikian juga kedua anak laki-lakinya. Jadi, Rut tidak hanya kehilangan mertua laki-laki, tapi juga suami. Ditambah lagi bencana kelaparan sedang melanda seluruh negeri. Di tengah situasi yang sangat sulit ini Naomi meminta Rut untuk pergi meninggalkan dia, namun Rut berkata, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17).
Rut mengambil keputusan yang tidak mudah dilakukan, bahkan ia berjanji apa pun yang terjadi tidak akan meninggalkan Naomi, mertuanya, dan akan setia hingga maut memisahkan! Luar biasa! Tidak semua orang bisa setia di tengah kesulitan dan penderitaan. Ketika keadaan berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa diharapkan lagi, dapatkah kita tetap setia seperti Rut ini? Rut tidak hanya setia, ia juga seorang yang taat. Ini bisa dilihat dari pernyataannya, "Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan." (Rut 3:5). Ketaatan Rut ini bukan karena terpaksa, tapi ia lakukan dengan sepenuh hati.

Kesetiaan dan ketaatan Rut tidak sia-sia, Tuhan memperhatikannya. Dia selalu memberikan upah kepada setiap orang yang berlaku setia dan taat. Dengan caraNya yang ajaib Tuhan memberkati Rut. Ayat nas menyatakan akhirnya Rut diperistri oleh Boas (seorang kaya raya) dan mereka dianugerahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Obed; dan Obed ini adalah kakek dari raja Daud.

Jemaat yang dikasihi Tuhan !
Apa yang dilakukan Ruth terhadap mertuanya Naomi, bahkan juga untuk Tuhan; dimana kita tahu dia dulunya adalah Sipelebegu (yang tidak percaya kepada Tuhan) dan akhirnya mengikuti Allahnya Naomi akhirnya berbuah yang Manis. Dari sejarah Alkitab kita tahu, Allah menempatkan Ruth sebagai Leluhur dari Messias (Juru Selamat). Di mana Ruth dipersunting oleh Boas seorang yang kaya raya dan terhormat yang dikatakan menjadi Nenek Raja Daud. Inilah dikatakan Berkat Tuhan tersedia bagi orang-orang setia dan taat!
Kita tahu banyak persoalan di dalam rumah tangga Kristen akhir-akhir ini. Sebelum menikah semuanya bisa kelihatan manis tapi bisa sangat berbeda setelah menikah. Persoalan antara Mertua dengan Parumaen, persoalan antara Anak dan orangtua (yang kalau menikah sudah tidak peduli kepada ortu nya), persoalan antara suami dan istri). Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh Rut di dalam khotbah ini sangatlah penting sekali.
Kita lihat dari teladan Ruth. Bagaimanakah sikap ruth terhadap mertuanya? Ia menganggap mertua sebagai orang tuanya sendiri yang perlu ditemani, dirawat, dan dikasihi. Itulah janji yang dikatakan oleh Rut dan tidak asal hanya dikatakan tetapi dipegang dan dilakukan sepanjang hidupnya. Dan ini sangat berbeda dengan manusia di jaman kini, begitu banyak yang mudah untuk berjanji dan begitu cepat untuk mengubah janji tanpa pernah punya resiko melupakan janji yang diucapkan. Memang seperti nyanyian yang sering dinyanyikan orang terhadap yang hanya bisa berjanji tetapi sukar untuk melakukannya :”Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata, tinggi gunung kan kudaki lain digunung lain di hati”.
sikap yang menganggap mertua sebagai orang tua sendiri perlu ditiru. Jadi anggaplah ibu suamimu sebagai ibumu sendiri. Kasih ini harus Anda tunjukkan dengan secara teratur mengunjunginya dan menerimanya dengan ramah jika dia datang berkunjung. Dengan demikian, ibu mertua Anda tidak merasa disisihkan, apalagi disingkirkan. jika Anda mengalami masalah, terutama menyangkut kehidupan rumah tangga, cobalah mintalah nasihat kepada ibu mertua Anda. Tindakan ini akan membuat ibu mertua Anda merasa dihargai. Di samping itu, dengan berkonsultasi kepadanya, dijamin akan terjalin komunikasi yang indah dan harmonis, dan Anda bakal disayangi mertua. Rut mau mendengar nasihat mertuanya. Prinsipnya adalah buatlah hal-hal yang membuat mertua merasa dihargai. Begitu pula pasangan harus seimbang dalam memberi perhatian di mana menghargai keluarga besar pasangan masing-masing.
Beberapa tips yang ditawarkan oleh Rut untuk membangun keluarga yang baik adalah :
a. Untuk mengurangi ketegangan, "Jangan mudah marah karena hal-hal remeh.
b. Pelajarilah budaya dari keluarga suami, dan juga budaya di keluarga istri. Budaya maksudnya disini adalah kebiasan-kebiasaan di keluarga masing-masing yang dipelihara dengan baik dan juga kita anggap baik. Contoh kalau keluarga pasangan kita adalah keluarga Kristen yang baik, suka berdoa maka kita juga harus menjadi pendoa bukan malah tidur ketika keluarga pasangan kita berdoa.
c. Jangan percaya gosip dari pihak lain dan jangan mudah cerita masalah kita kepada sembarangan orang. Kebanyakan masalah keluarga termasuk antara mertua dan menantu adalah adanya laporan cerita-cerita yang disertai bumbu dari orang lain, misalnya ipar, atau keluarga lain atau juga tetangga. Mungkin kita lagi jengkel, sehingga kita ceritakan masalah kita kepada orang lain. Ini sangat berbahaya, karena ketika dilaporkan atau diceritakan kembali sudah berisi tambahan yang bisa memperuncing konflik. Itu sebabnya setiap pasangan agar tidak mudah percaya kepada cerita-cerita pihak ketiga tentang masalah internal keluarga.
d. Hindarilah pikiran negatif mengenai pasangan kita dan keluarganya. Ingat saja, jika perilaku negatif dibalas negatif maka seringkali hasilanya tidak menggembirakan. Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah sikap Iblis. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sikap dunia. Tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sikap anak-anak Tuhan.
e. Bersabar dan berdoa. Ini saran yang sangat penting, karena tidak ada keluarga yang langsung semua beres 100 %, pasti ada saja kekurangan dan kelemahan; yang penting bagaimana kita bersabar dan selalu berdoa.
f. Bila terjadi konflik antara mertua dan menantu, bagaimana seharusnya suami bertindak? Di pihak mana suami kita berdiri? Apakah dengan orang tua atau pasangan? Jawabannya harus jelas bahwa suami harus berdiri di samping pasangannya. Loyalitas sudah harus berpindah dari orang tua ke pasangan. Artinya suami harus berpihak kepada istrinya lebih kepada orang tuanya. Alasannya adalah bahwa kedua pasangan yang sudah menikah sudah menjadi satu daging (Kej 2:24-25) dan dia sudah harus meninggalkan orang tuanya. Itu berarti prioritas ada pada pasangan dan bukan kepada orang tua. Ini tidak berarti kita tidak menghormati orang tua. Justru kita harus taat kepada Firman Tuhan daripada kepada manusia. Pasangan sudah menjadi satu dan bukan lagi dua. Bila salah satu dicubit, harusnya kita berdua merasakan sakitnya, bukan hanya seorang yang sakit (lihat Efesus 5: 28-29). Ia tidak akan membiarkan pasangannya disakiti, karena itu hakikat dari pernikahan Kristen. Amin

Rom 12 : 12 – 21

Jamita Partangiangan
Rom 12 : 12 – 21
Hamu angka dongan sahaporseaon !
Turpuk on ndang boi tarsirang sian ayat na di jolona. Di jolo ni turpuk jamita on diondolhon do tangkas songon dia do sahalak naung manjalo asi ni roha na sian Debata, ima asa ngolunta i manang dagingta gabe pelean na mangolu dohot ndang be sarombang dohot portibi on. Halak na so sarombang dohot portibi on asa gabe pelean na badia tontu pangalahonta manang ngolunta ingkon sorminan ni Tondi ni Debata do, ndada holan sorminan hadagingon. Rumang halak naung digohi tondi porbadia ima songon na dipaandar dibagasan turpukta on, isarani rupani : Ngolu dibagasan haporseaon, ngolu dibagasan Holong ni roha, ngolu na mangharingkothon angka na denggan, dohot ngolu parasi rohaon.
Na parjolo, Songon dia do maksudna ngolu na dibagasan haporseaon. Ima ngolu na mangkirim dohot marbenget di bagasan haporsuhon, jala jugul dibagasan tangiang. Di Heber 11:1 tangkas do didok aha do lapatan ni haporseaon ima pos ni roha di angka sihirimon, jala pamotoan na tontu taringot tu na so niida. Marasing situtu do molo tabandingkon tu ngolu haportibion na sai parjolo mangharingkothon bukti manang tanda. Songon didok bapak gereja na margoar anselmus ingkon porseya do parjolo baru dibuktikon, ndada sebalikna bukti parjolo baru pe porseya. Tabereng ma jolo songon ngolu si Abraham, disuruh Debata do ibana bungkas sian huta hatubuanna jala sian ngolu naung tabo hian tu suda huta na so binoto songon dia rumangna disi. Aut dipabotohon Debata tu si Abaraham huta na naeng sidapothonna jala huta i ndang tabo songon na adong di hutana parjolo, boi do i manundati dalanna laho tu huta sidapothonna i. on ma haporseaon na didok dison, manang aha pe na masa baik las ni roha dohot arsak ni roha ingkon benget jala tongtong jugul martangiang. Lapatan marbenget ingkon sadalan do tu na jugul martangiang, ndang na sagombas-sagombas alai manontong manang aha pe na masa. Tuhan akan menjawab pada waktu yang tepat dan dengan jawaban yang tepat.
Na paduahon, ngolu dibagasan holong ni roha ima manghamham saluhut ngolu maradophon Debata dohot jolma. Marhite turpuk on adong piga-piga didok dison ima ngolu partamueon, mamasumasu ngolu na paburuburu hita, rap marlas ni roha dohot na marlas ni roha, jala rap tangis dohot angka na tangis jala sada roha. Mangulaon holong na didok dison jotjot do maralo tu ngolu pardangingon. Boasa ? siala maol do hadangingon manjalo halak na mambahen hansit ni roha niba, isarani nangkin didok di ginjang mamasumasu angka halak na paburuburu (menghina, menyakiti) ngolunta. Ala ima holong na didok holong na sian Debata, ingkon do bahenonta songon i nang pe maralo tu pardangingonta, maralo tu rohanta. Anggo na mangholongi angka jolma na mambahen na denggan tu iba dohot na mangholongi hita , Ai BIASA hian Dope i. Gari na so halak Kristen manang angka sipelebegu boi do patupaonna sisongon i, jadi aha imbar (perbedaanta) dohot angka parjahat manang angka sipelebegu na mangulaon holong sisongon i. Halak Kristen ingkon boi do melewati batas-batas pikirang dohot keinginan ni jolma, isarani pikiran dohot roha pardagingon i. Hataridaan holong na mansai ringkot ima tu angka na gale, na dibagasan na hansit manang parungkilon. Ido umbahen didok apostel Paulus rap tangis dohot angka na tangis. Adong do dongan mandok : dia do lomo ni roha muna mandohoti pesta las ni roha sian ulaon mar habot ni roha? Godang do halak mangalusi pest alas ni roha ma? Boasa? Ai godang sipanganon, holan mengkel ninna. Alai adong do sahalak mandok : tumagon do ulaon marhabot ni roha i? Boasa ninna? Ai anggo pesta las ni roha manang piga hali boi do patupaon i, alai anggo ulaon habot ni roha sahali-hali do i jala olo do ido saleleng ni lelengna. Na paduahon, ringkot do marhite na ro iba tusi tarapul halak na marhabot ni roha asa tambah semangat ngoluna.
Na patoluhon ima ngolu na mangharingkothon angka na denggan. Unang mambaloshon na jat alo ni na jat. Jala di ay.22 didok muse manaluhon angka na jat marhite angka na denggan. Hamu angka dongan memang tung na mansai borat do on ! Songon dia ma iba mengampuni halak na mangulaon na jat tu iba jala didok muse mangulaon na denggan tu nasida. Jotjot do halak mandok : Ai didia arga diri niba? Gariada olo do sebalikna taulaon, ido umbahen sai adong halak mandok :”Molo burju sahalak tu iba umburju do iba tu ibana, alai molo jahat jolma tu iba umjahat do iba tu ibana”. Alai songon halak Kristen na parhaorseaon na mangolu jala molo nunga hita masuk tu ngolu na imbaru tontu ingkon sahat do hita tusi manang songon dia pe hansit ni rohanta naung dibahen halak tu hita. Molo mamereng hansit na tinaon ni Jesus andorang so tarsilang, molo sian pikiran ni jolma dohonan ni Jesus do ra “Paite/paima asa rimpashononku hamu sude”? hape aha do didok Jesus di hau pinarsilang i? “Ale Amang sai marpamuati ma Ho marnida hahurangan ni jolma i ai so diboto na niula nasida”. Songoni di tingki tartembak Paus Johannes Paulus II ima sian sahalak silom, alai dipasupasu si Paus do na manembak ibana jala diampuni. Tontu godang dope songon si Paus Johannes on. Boasa boi songoni? On ma tanda na naung mangolu di bagasan ngolu haimbaruon. Sahalak na boi mengampuni angka na mambahen na jat tu Ibana tontu jolma si songon on ndang olo ibana tarutang di angka hajahaton ni jolma. Songon didok Hesekiel 33 : 8 -9, ingkon sian hita do tungguon ni Debata mudar angka hajahatonna. Balas membalas bukanlah hak manusia tetapi itu adalah hak Tuhan. Biarkanlah Tuhan menentukan apa yang patut bagi hidup kita dan bagi orang yang membenci kita. Kalau kita mengampuni orang yang bersalah namun orang yang menjadi musuh kita tidak mau mengampuni kita maka Allah akan menghukum mereka setimpal dengan apa yang dilakukannya. Ingkon taboto do ndang adong na lipe sian pamotoan ni Jahowa.
Na paopathon ima ngolu parasi rohaan marasing do saotik sian ngolu holong ni roha. Anggo ngolu parasirohaon ima songon tindakan praktis manang sahat tu parulaon songon tanda na mangolu hita dibagasan Haporseaon. Dipatuduhon do marhite turpuk on on pe jumpa male musum lehon ibana mangan; jumpa mauas ibana painum doshon pagukgukkon gara do ho tu atas uluna anggo tabahen si songon i. Molo diginjang nangkin didok unang mambaloshon na jat alo ni na jat alai mambalashon marhite na denggan tontu on do songon tanda ulaon na ingkon sipatupaonta. Boha muse do ate? Hape na holan mengampuni pe maol lam muse mangalehon mangan dohot minum, SORRY AJA DEH! Alai tangkas do didok Apostel Paulus molo sai tabahen na denggan tu angka musunta on ma pagukguhon bara di atas uluna, lapatan : Kita mengejutkan dirinya dan tanpa melukai dirinya kita berangsur-angsur dapat mengubah musuh menjadi teman kita. Ada pepatah mengatakan : Mencari musuh tidak lah sulit tapi mencari teman itu sangat sulit. Alangkah indahnya dengan berbuat baik, kita telah memperbanyak teman kita daripada musuh kita. (Tapatudos na binahen si Josef tu angka abangna di buku 1 Musa). Molo sai tubu di rohanta pambalashon tu angka halak pasti do ndang adong ujungna jala sai torus ma holan dibagasan hasusaan, boasa? Ai pasti do holan na sai paimahon andingan masa pambalashon, ngolu pe ndang be sonang, mabiar jala di lele haliluon (bayangan) niba sandiri.
Hamu angka dongan !
Sian sude na didok nangkin di ginjang i naeng dohonon tu hita ndada na gampang gabe halak Kristen. Anggo Kristen-kristenan ima holan na terdaftar gabe halak Kristen, na holan marminggu , nian angka si songoni angka na so halak Kristen ipe boi do mangulaon saluhutna i. Alai molo songon didok dibagasan turpuk jamita on, dison do naeng patuduhonna tu hita songon dia sasintongna na gabe halak Kristen I tarlumobi marapophon angka musuh, angka na mambahen na jat tu hita. Tontu songon halak Kristen naung mangolu hita di asi ni roha ni Debata na boi bahenonta ima : AMPUNILAH DIA, DOAKANLAH DIA, TUNJUKKANLAH KASIH ANDA KEPADA DIA dan PERLIHATKANLAH KEMURAHAN HATI ANDA KEPADA DIA. Kita pasti jauh lebih segar, lebih sehat secara fisik dan rohani bahkan hidup kita akan selalu dikelilingi oleh bunga-bunga yang indah dan harum, daripada kita selalu membangun kebencian, permusuhan dan tindakan-tindakan yang jahat, maka hidup kita akan selalu gersang, takut, penuh kebencian bahkan dikelilingi oleh bunga-bunga yang busuk dan menimbulkan sakit secara fisik dan Iman. Sai didongani Debata ma hita mangulaon i nang pe tung mansai maol situtu laho mangulaon i. Amen.

Mazmur 84 : 1 - 7

Mazmur 84 : 1 - 7 84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.  84-2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu ,  ya ...